Lakon
CIUT PAS
SESAK PAS
Karya Genthong HSa
(Juara III Sayembara Menulis Naskah Drama DKJ 2003)
Setting Panggung
Panggung berisi banyak karton besar tertutup dengan lubang semacam pintu yang berdaun sehingga bisa dibuka dan ditutup. Seluruh karton itu diatur melingkar setengah lingkaran sehingga di tengah panggung terbentuk halaman bersama yang cukup luas, tapal kuda. Di belakang lingkaran karton yang pertama terdapat lingkaran karton kedua dengan jarak sekitar seratus dua puluh sentimeter, hingga paling jauh dua meter. Bila panggung istimewa besar, halaman bersama bisa diperluas dan lingkaran karton bisa ditambah dengan satu lingkaran lagi. Yang tentunya kana mendistorsi ketegangan dramatic. Bila panggung istimewa kecil, pertunjukan bisa hanya memergunakan satu lingkaran saja, adal jumlah karton mencukupi semua peran yang membutuhkannya. Penempatan karton-karton itu sangat rapi, dengan sisi yang berlubang pintu mengarah ke depan, mengitari halaman bersama.
Bagus dan artistic besar ukuran karton tidak sama, juga tinggi rendahnya. Namun, paling besar ukuran 150 x 150 cm dan yang paling kecil 80 c 80 cm, serta tertinggi 160 cm dan yang lain sebagainya, akan menambah semarak pemandangan. Bentuknya tidak ada garis lengkung, tidak ada bundar, sudut lancip, atau kerucut, melulu bentuk kubus atau empat persegi panjang.
Hanya ada satu bentuk kerucut agak besar di lingkaran kedua kira-kira pojok kiri tengah, serta dua bentuk lengkung yang cukup besar, satu di lingkaran pertama dan satu di lingkaran kedua. Setting penempatan bergantung [ertimbangan artistic.
Di depan setiap karton terdapat sebuah pot bunga, boleh bermacam bunganya, tetapi ukuran besar potnya sama dnegan garis tengah 20 cm, serta ukuran kerimbunan tanaman kira-kira dua kali ukuran pot.
Di setiap karton – kecuali ketiga karton yang tidak empat persegi – mutlak ada nampan, baki dari plastic. Di atas setiap nampan itu berdiri gelas-gelas plastic – semacam gelas aqua yang dimanfaatkan sebagai pot, ada yang berisi tanaman bayam, bawang merah, tomat, bawang putih, kangkung, selada, kacang tanah dan sebagainya.
Pada dinding depan setiap karton, dengan posisi pojok kiri atas, 10 cm dari sisi kiri dan 10 cm dari sisi atas, terdapat nomor karton: ZA 25 101, ZA 25 102, ZA 25 103 dan seterusnya. Pada setiap karton, di atas lubang pintunya terdapat lampu listrik putih kecil sebesar lampu sentolop, Flashlight.
Di tengah lingkaran halaman bersama, berdiri sebatang pohon kering yang jarang dahannya, berfungsi sebagai tiang lampu dengan tinggi maksimal tiga setengah meter. Pohon ini bisa diganti dengan sebuah tiang dengan dahan-dahan buatan yang lurus kaku. Pada pohon terdapat beberapa buah lampu, setiap bola lampunya lima watt dan jangan berwarna. Batang pohon dipenuhi tempelan kertas-kertas kecil mirip lembaran –lembaran notes, yang bertulisan catatan-catatan. Juga, pada dahan dan rantingnya ada beberapa kertas catatan itu. Bahkan ada beberapa papan kayu kecil yang digantung ke pohon dengan tali dan di atas papan kayu itu terdapat pula kertas-kertas catatan. Pada batang terbawah pohon itu tersandar sebuah papan tulis kecil dan di kaki pohon tergeletak alat-alat tulisnya.
Tak jauh dari pohon itu terdapat level kecil, 1 x 1 meter, tinggi 20 atau 25 cm. Di dekat level tersebut ada beberapa kotak persegi dari kayu, yang pertama ukuran 80 x 80 x 40 cm, yang kedua 50 x 50 x 40 cm, yang kelima 40 x 40 x 40 cm dan yang keenam 30 x 30 x 30 cm.
Tampak di belakang setiap karton, ada tongkat kecil bergaris tengah satu hingga dua cm dan tinggi sekitar satu setengah meter yang berfungsi sebagai tiang bendera, dengan bendera yang berkibar di pucuknya. Bahan bendera kertas lemas, tapi cukup kaku dengan ukuran folio atau kuarto, berbentuk segitiga memanjang, berwarna kuning dengan tulisan merah, bertuliskan nomor yang sana dengan nomor di karton.
Latar belakang suara nonstop terdengar gemuruh suara kesibukan kota, diselingi suara lajunya kendaraan bermotor, pasar gedhe, suara kereta api, kapal terbang, drumband, defile tentara dan sebagainya…. Terkadang menjauh, terkadang mendekat, terkadang amat keras dan terkadang amat lirih….
BABAK PERTAMA
Panggung sepi, terdengar sound effect gemuruh kesibukan kota yang mulai perlahan melemah, ditimpa bunyi seruling, lagu sembarang berbau tradisional.
SESEORANG
Sepatu…. Sepatuku hilang….. ada yang mau memberi sepatu?
SESEORANG (menyanyi lagu Jawa)
Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
YANG TADI
Sepatuku…. Sepatuku hilang…!!! Hee….! Sepatuku hilang….!!!
SESEORANG
Jangan Tanya aku, aku tak melihat.
YANG TADI
Siapa Tanya kamu, aku tidak gila mau bertanya pada orang gila yang menutup matanya, tapi sepatuku hilang…!!!
SESEORANG
Gila banget…. Gila banget…!!!
YANG TADI
Sepatuku hilang…!!! Eee…. Sepatuku hilang!!!
SESEORANG
Meong… Meong…. Meong…..
YANG TADI
Sepatu…! Sepatu….!! Sepatu….!!!
Ada yang mau memberi sepatu? Ada yang membuang sepatu?
SESEORANG
Orang nggak punya kaki saja ribut cari sepatu…. Huh!!!
YANG TADI
Diam kaki satu, jangan ikut-ikut, nanti tambah ribut!!!
YANG LAIN
Semua tahu, dari tadi yang ribut kamu.
YANG TADI
Daripada sepi, daripada lengang, suara raksasa itu mengebor telinga.
SESEORANG
Gila banget, gila banget!!! Kalian ribut saja dari tadi….. edan!!!
SESEORANG
Bocor itu telingamu, bocor!!!
SESEORANG
Bisaa, dia tak pernah kencang mengikat telinganya!!!
SESEORANG
Itu perlu diplester…. Di plester!!!
SESEORANG
Dilem, dilem saja!!!
YANG TADI
Dilem…? Sulit dibuka lagi….!!
YANG TADI
Daripada dijahit, sakit!!!
YANG LAIN
Lebih sakit lagi dilas! Las karbit…. Las listrik….!
YANG TADI
Sulit dibuka lagi
SESEORANG
Apa masih perlu dibuka lagi…. Apa masih harus dibuka lagi?
YANG TADI
Gila banget, gila banget! Kalian ribut saja dari tadi…. Edan!!!
YANG LAIN
Bocor, jelas bocor telinganya….
YANG TADI
Meong…. Meong…. Meong….
YANG LAIN
Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
Bendera nomor tiga dari depan, di sisi kiri penonton, bergerak perlahan menuju ke belakang lingkaran karton. Kemudian enam bendera yang lain mulai bergerak ke sana kemari, bertabrakan, saling menghindari, lalu merubung karton kerucut. Bendera-bendera yang lain tetap diam di tempat.
SESEORANG
Belum ada yang datang. Sudah terlambat sepuluh menit, belum ada yang datang.
SESEORANG
Bisaanya terlambat tidak?
SESEORANG
Semua tahu si jangkung belum pernah terlambat
SESEORANG
Si Gendut pernah telah sekali, tapi hanya tiga setengah menit.
YANG TADI
Anehkan, sudah sebelas menit lewatnya belum ada yang datang.
SESEORANG
Kalau si Kurus sih telat teruuuus, belum pernah tidak terlambat. Paling sedikit telatnya dua puluh menit. Pernah dia terlambat tiga jam lewat.
SESEORANG
Siapa nungguin dia, tidak ada yang ngarepin kedatangannya. Mau datang sana, tak datang tidak apa-apa….
YANG TADI
Jangan begitu, mana kesetiakawanan Anda….
YANG TADI
Habis nyakitin hati sih. Silakan sampean kalau mau senam jantung terus menunggu-nunggu kedatangannya….
YANG LAIN
Tapi, laporan dia selalu yang paling hebat….
SESEORANG
Ah, masa iya….!?
YANG LAIN
Benar, dia tuh paling jago cari berita….
YANG TADI
Ah, masa iya!?
SESEORANG
Si Gendut yang paling lengkap laporannya.
SESEORANG
Bukan, tapi si Jangkung! Ia teliti!!!
YANG TADI
Lihat saja di pohon berita, berita si Kurus paling banyak di sana.
YANG TADI
Mana bisa…. Berita si Gendut yang paling banyak…!!!
YANG LAIN
Tidak!!! Berita si Jangkung yang terbanyak!
SESEORANG
Tidak betul itu!! Berita si Kurus yang terbanyak!!
SESEORANG
Ah, tidak sama…. Tidak mungkin bisa sama.
YANG TADI
Sama!!! Coba saja pikir, setiap minggu mereka pergi. Setiap minggu mereka pulang membawa berita…. Sama!!!
YANG LAIN
Kan si gendut selalu bawa berita lebih dari satu!!!
YANG LAIN
Berita si jangkung juga selalu lebih dari satu….
YANG TADI
Si Kurus apalagi…. Beritanya selalu lebih dari dua!!!
YANG TADI
Ngawur kamu….!!!! Berita mereka sama banyak, sama banyak!!!
YANG TADI
Ngeyel!!!
YANG LAIN
Yo ben!!!
Diam sejenak. Bendera-bendera yang berkumpul di sekitar karton kerucut itu selalu bergerak ke sana kemari walau masih ada di dekat karton kerucut. Dan bila ada yang bicara, ada bendera yang melakukan gerakan seolah menegaskan pernyataan yang bicara. Ketika tiba-tiba mereka diam sejenak tanpa ada yang bicara, semua bendera itu tiba-tiba juga diam.
Lalu ketika sejenak itu lewat, ada bendera yang mulai bergerak yang segera diikuti bendera yang lain. Bendera itu bergerak menuju ke halaman bersama, ternyata bendera-bendera itu terpasang dipunggung orang-orang yang bergerak sambil jongkok. Sambil jongkok pula, orang-prang itu bergerak ke arah pohon kering dan merubunginya, membacai berita-berita yang tertulis di kertas-kertas kecil yang ditempelkan atau tergantung di situ. Mereka membaca dan membaca, mengelilingi pohon itu, menghitung dengan jari, mengingat-ingat, berpikir, memerhatikan, emmertimbangkan lalu saling pandang. Kemudian memerhatikan pohon berita itu lebih serius lagi dengan mengambil jarak agak menjauh, mendekatinya lagi dan membaca lagi… tiba-tiba…..
SESEORANG
Hei, ini apa bukan berita baru?
SESEORANG
Jelas itu berita baru
YANG TADI
Siapa yang membawa?
YANG TADI
Lho, mana aku tahu?
YANG TADI
Tak ada yang tahu?
Semua menggelengkan kepalanya, termasuk yang bertanya
SESEORANG
Kalau begitu berita lama, bukan berita baru
YANG TADI
Jelas bukan berita baru, aku belum pernah membacanya.
YANG LAIN
Mungkin engkau melompatinya…
YANG LAIN
Mungkin melupakannya
SESEORANG
Engkau jelas menipu, pura-pura….
YANG TADI
Aku belum pernah membacanya!!
YANG LAIN
Itu urusanmu, tapi itu bukan berita baru.
YANG TADI
Siapa yang pernah membacanya?
Semua menggelengkan kepala
YANG TADI
Nah, berita baru!!! Siapa yang telah membawanya?
YANG LAIN
Siapa?
YANG LAIN
Siapa?
YANG LAIN
Siapa?
YANG LAIN
Siapa lagi?
YANG TADI
Siapa lagi!?
YANG LAIN
Siapa lagi?
YANG LAIN
Siapa lagi
YANG ITU
Ya, siapa lagi!? Kalau tidak si gendut ya si jangkung!!!
YANG LAIN
Jadi, mereka sudah datang?
YANG TADI
Ya, harusnya sudah kalau memang begitu.
YANG LAIN
Harusnya sudah
YANG LAIN
Harusnya sudah
YANG TADI
Tapi di mana?
YANG LAIN
Di mana?
YANG TADI
Di mana dia!!!
YANG LAIN
Di mana dia…. Si Gendut, si Jangkung
SESEORANG
Ini berita apa, isinya apa?
YANG TADI
Ini berita baru
YANG TADI
Ya, iya berita baru, isinya apa?
YANG TADI
Aku belum membacanya
YANG LAIN
Aku belum membacanya
YANG LAIN
Aku belum membacanya
YANG TADI
Ya baca dong, sekarang!!!
YANG TADI
Baca, sekarang…
YANG LAIN
Baca!!!
SESEORANG
Jelas berita penting, kalau tidak tentu tidak ditempelkan di sini
YANG LAIN
Jelas berita penting
YANG LAIN
Jelas penting berita genting
SESEORANG
Ditempelkan di tempat berita-berita baru
YANG LAIN
Di tempat berita-berita utama
YANG LAIN
Di tempat berita yang tak boleh tidak terbaca oleh semuanya….
SESEORANG
Bagaimana kalau berita kematian?
YANG LAIN
Kematian siapa?
YANG TADI
Mana aku tahu, siapa saja bisa mati
YANG LAIN
Aku juga tak mau
YANG LAIN
Aku juga tidak
YANG TADI
Tidak tahu itu berita apa.
YANG TANYA
Oo, tidak tahu berita apa. Mungkin berita penembakan
YANG LAIN
Celaka
YANG TADI
Apa bukan berita pengusiran, penggusuran, pengkambing hitaman?
Semua orang menggerakkan tubuhnya seperti orang kedinginan sekaligus ketakutan sambil mengucapkan “hiii….hiii…hiii”
Lalu diam di tempat pada postur yang terakhir, tak ada yang bergerak, sekecil apa pun. Bagai patung bisu. Setelah lewat sejenak….
SESEORANG
Di sini kita tak mungkin diusir lagi
YANG LAIN
Di sini tak mungkin lagi digusur
YANG LAIN
Di sini tak mungkin dikambing hitamkan lagi
SESEORANG
Di sini tak mungkin dilenyapkan lagi
SESEORANG
Di sini kita utuh
SESEORANG
Di sini kita komplit
SESEORANG
Di sini tak ada yang hilang
YANG LAIN
Tak ada yang hilang?
YANG TADI
Tak ada yang hilang!!!
YANG TADI
Kemanusiaan kita?
YANG TADI
Tak ada yang hilang!!!
YANG TANYA
sungguh!? Kemanusiaan kita!?
YANG TADI
Sungguh, tak ada yang hilang!!!
YANG TANYA
Benarkan!? Kemanusiaan kita?
YANG TADI
Benar seratus persen… eh, benar, benar sekali!!!
YANG LAIN
Benar sekali!?
YANG TADI
Benar sekali tak ada yang hilang
YANG LAIN
Tak ada yang hilang…
YANG LAIN
Tak ada yang hilang….
YANG LAIN
Tak ada yang hilang….
Tiba-tiba dari bendera-bendera yang masih tetap berada di belakang lingkaran karton terdengar….
SESEORANG
Sepatuku hilang…. Sepatuku hilang
SESEORANG
Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
YANG TADI
Sepatuku hilang, siapa mau memberi sepatu, siapa buang sepatu?
SESEORANG
Meong, meong, meong…..
SESEORANG
Orang gila itu mulai lagi….
YANG LAIN
Memang dia gila?
YANG TADI
Lho, memang dia tidak gila?
YANG LAIN
Dia memang mengikat kedua kakinya, tapi apakah dia gila?
YANG LAIN
Siapa yang gila, kita semua mengikat kaki-kaki kita.
YANG TADI
Tapi, kita tidak peduli lagi dengan sepatu, tidak peduli dengan sandal.
YANG LAIN
Benar, kita tak peduli dengan alas kaki, kita memang tidak membutuhkannya. Tapi dia peduli, dia merasa kehilangan alas kakinya.
YANG LAIN
Dia kehilangan keputusannya, dia kehilangan keyakinannya…
YANG LAIN
Dia kehilangan kebebasannya
YANG LAIN
Dia kehilangan kemanusiaannya….
SESEORANG
Kasihan dia….
YANG LAIN
Kasihan dia ya, kasihan dia…
YANG LAIN
Dia harus masuk masa percobaan lagi.
YANG LAIN
Benar, dia harus masuk masa percobaan lagi, kemantapan hatinya perlu diuji.
YANG LAIN
Dilatih dahulu. Kemantapan hatinya dilatih dulu, baru nanti diuji.
YANG TADI
Benar! Kemantapan hatinya dilatih dahulu, baru diuji!!!
SESEORANG
Benar, pokoknya dia tak boleh ragu!
YANG LAIN
Jelas dia tak boleh ragu
YANG LAIN
Pasti! Dia tak boleh ragu!!!
YANG TADI
Ekraguannya berbahaya….
YANG LAIN
Keraguannya berbahaya….
YANG TADI
Menular! Keraguan itu menular
YANG LAIN
Menular…. Aku juga ketularan….
YANG LAIN
Ketularan apa?
YANG TADI
Nggak tahu, pokoknya ketularan, menular……
YANG TADI
Keraguan, keraguan ini penyakit berbahaya, sangat menular.
YANG TADI
Nah, kau dengar!? Sangat berbahaya. Menular, menular!
YANG LAIN
Celaka! Awas ketularan…. Ketularan!
YANG LAIN
Walah…. Kok bingung! Ketularan, yo ben!!!
YANG TADI
Tidak bisa, sudah menjadi kesepakatan kita bersama di sini, setiap orang harus menjaga dirinya sendiri agar bebas dari keraguan!!!
SESEORANG
Lha kalau terlanjur sudah tertimpa keraguan mau apa lagi?
YANG TADI
Ya harus meninggalkan tempat ini. Sudah tak ada gunanya lagi berada di sini!
YANG TADI
Sebegitu gampanya!?
YANG TADI
Gampang apa?
YANG TANYA
Sampang mengusir orang!?
YANG JAWAB
Di sini tak ada yang diusir! Yang ada kesepakatan bersama, masa kamu belum tahu!
YANG LAIN
Di sini tak ada yang diusir, sepakat!? Masa kamu tahu!
YANG LAIN
Di sini sepakat tidak diusir…. Masa tahu?
SESEORANG
Celaka! Tak boleh pengusiran! Di sini jelas tidak!!!
YANG TADI
Pengusiran itu tidak ada! Jangan takut!!!
YANG LAIN
Jangan takut!!
SESEORANG
Siapa takut, ini tanah wakaf. Yang punya ikhlas memberikannya pada kita!
YANG LAIN
Tanah wakaf, siapa takut. Yang ikhlas punya kita!
YANG TADI
Yang punya, ikhlas memberikannya pada kita. Jangan dibolak-balik!
YANG LAIN
Iya to…. Kita semua ikhlas…!
YANG LAIN
Kita semua ikhlas…. Aku juga ikhlas!
YANG LAIN
Ikhlas apa?
YANG LAIN
Ikhlas di….
SESEORANG
Tidak bisa! Kita menentang penggusuran! Tidak ada yang ikhlas di usir!!!
YANG LAIN
Menentang! Menentang! Tidak boleh ikhlas digusur!
YANG LAIN
Menentang! Menentang! Menentang boleh diusir!
SESEORANG
Aku ikhlas kok….
YANG LAIN
Ikhlas..!?
YANG TADI
Aku ikhlas di…. Diusir…..digusur….suuur!!!
YANG TADI
Tidak bisa! Tidak boleh jadi ada yang ikhlas digusur!!!
YANG TADI
Aku ikhlas kok….
YANG TADI
Tidak boleh! Tidak bisa!
YANG TADI
Bisa atau tidak bisa, aku ikhlas!
YANG TADI
Waduh… celaka! Pokoknya tidak boleh. Tidak bisa ikhlas diusir, digusur!
YANG TADI
Tidak boleh ya, biarain…. Aku tetap ikhlas.
YANG TADI
Tragedy…. Tragedy…. Tragedy…!!!
YANG LAIN
Tragedy….!
YANG LAIN
Komedi saja…. Aku pilih komedi!!!
YANG TADI
Jangan gila, jangan tolol. Diusir, digusur semua itu tidak manusiawi.
YANG LAIN
Tidak manusiawi…. Awas….. tidak manusiawi.
YANG LAIN
Tidak manusiawi…. Binatangawi….. binatangawi.
YANG LAIN
Binatangawi gundulmu! Hewani…!
YANG LAIN
Gundulmu…. Gundulmu…..
SESEORANG
Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul nggelempang segane dadi sak latar….
Wakul nggelempang segane dadi sak latar….
Wakul nggelempang segane dadi sak latar….
Wakul nggelempang segane dadi sak latar….
SESEORANG
Mau edan menyanyi, lakukanlah, tapi jangan ganggu orang lain.
YANG LAIN
Jangan ganggu orang lain….
YANG LAIN
Ganggu orang lain….
YANG LAIN
Jangan! Jangan ganggu orang lain.
SESEORANG
Phitik walik jambul, thuk, sega golong mambu enthong… mangga sami kondur thuk weteng kula…. (dipotong orang)
SESEORANG
Jangan nyanyi itu! Jangan nyanyi itu! (Menangis)
SESEORANG
Mana mereka? Kok belum tiba?
SESEORANG
Jangan-jangan berita baru ini mengatakan bahwa mereka pasti terlambat sekarang.
YANG LAIN
berita baru mengatakan, mereka pasti telat.
YANG LAIN
Berita telat mengatakan mereka pasti baru.
YANG LAIN
Apa isi jelasnya berita itu?
YANG LAIN
jelasnya berita itu isinya apa?
YANG LAIN
Beritanya, jelas itu apa isi
SESEORANG (Membaca)
Hilang sudah, lenyap sudah, pupus sudah segala harapan. Siapa…. Di zaman ini… mau memberi…. Mau membuang…. Memberikan obat duka….kemana akan kucari…. Alas kaki…. Sepatuku…..
SESEORANG
Setan alas!!!
SESEORANG
Kurang ajar!
SESEORANG
Durhaka!!
SESEORANG
Manusia ragu itu yang membuat, anak siluman!
YANG LAIN
Manusia itu yang membuat siluman, anak ragu!
YANG LAIN
Siluman itu yang membuat anak, manusia ragu!
YANG LAIN
Membuat ragu…. Membuat ragu!!!
SESEORANG
Membuat ragu siapa?
YANG TADI
Ya, kita semua!
YANG LAIN
kita semua!!!
SESEORANG
Siapa ragu tak boleh ada di sini!!!
YANG LAIN
Siapa di sini tak boleh ragu!!!
SESEORANG
Tak boleh di sini…. Jelas!? Tak boleh di sini!!!
Semua orang menengok kea rah sebuah karton. Terdengar tertawa keras dari karton yang ditengok. Bersama bergoyangnya bendera oleh tawa tersebut.
SESEORANG
Kau sudah tahu tak boleh sembarang temple di pohon berita, apa maksudmu menempelkan urusan sepatumu di sini!?
YANG ITU
Di sini tak boleh diusir, di sini tak boleh digusur, di sini tak boleh tidak manusiawi. Di sini tak boleh ragu, di sini tak boleh nempel, di sini tak boleh cari sepatu.
SESEORANG
Hakikatnya, di sini apa saja boleh untuk meraih derajat kemanusiaan yang lebih manusiawi dari dunia di luar sini. Karena di sini apa saja boleh, terpaksa ada yang ternyata tidak boleh, seperti pengusiran, penggusuran….
YANG ITU
Keragu-raguan!
YANG TADI
Ya, benar. Keragu-raguan!!!
YANG ITU
Bertanya!
YANG TADI
Tidak benar. Bertanya diperbolehkan!!!
YANG ITU
Mempertanyakan!!!
YANG TADI
Mempertanyakan sebenarnya dibenarkan tetapi karena berbahaya dinihilkan.
YANG ITU
Sangat manusiawi
YANG TADI
Benar, sangat manusiwi….
YANG ITU
Sangat manusiawi!?
YANG TADI
Tentu saja, sangat manusiawi!
YANG ITU
Ada banyak kemanusiaan yang manusiawi….
YANG TADI
Lebih dari satu kemanusiaan yang manusiawi….
YANG LAIN
Lebih dari satu manusiawi yang kemanusiaan….
YANG LAIN
Lebih dari manusia, kesatuan yang manusiawi.
Meninggalkan tempatnya duduk di belakang kartonnya. Yang itu mendatangi pohon berita.
YANG ITU
Bertanya itu manusiawi, bukan?
YANG TADI
Jelas, bertanya manusiawi.
YANG ITU
Mempertanyakan itu tidak manusiawi bukan….
YANG TADI
Salah, itu tidak benar. Mempertanyakan sangat manusiawi.
YANG ITU
Nah!!!
YANG TADI
Oleh karenanya, berbahaya….
YANG ITU
Bukankah yang berbahaya manusianya, bukan memeprtanyakannya!?
YANG TADI
Yang jadi korban manusianya, yang mengorbankan manusianya.
YANG ITU
Maka jadilah yang mengorbankan, jangan jadi yang jadi korban, selesai! Tak ada lagi bahaya.
YANG TADI
Belum selesai, baru mulai!
YANG ITU
Sama saja, selalu menyelamatkan kulit sendiri!
YANG TADI
Semua usaha manusia selalu menjadi yang mengorbankan.
YANG ITU
Semua kebijakan selalu menuju yang mengorbankan.
YANG TADI
Selalu menyelamatkan kulit sendiri. Benar.
YANG ITU
Nah, apa lagi…!?
YANG TADI
Sulit menjadi bukan yang mengorbankan….
YANG ITU
Daripada jadi yang mengorbankan.
YANG TADI
Lebih sulit menghindari proses menjadi yang mengorbankan.
YANG ITU
Lebih gampang menjadi yang dikorbankan
YANG LAIN
Lebih gampang jadi yang dikorbankan
YANG LAIN
Tiap hari bisa jadi yang dikorbankan
YANG LAIN
Tiap jam bisa jadi yang dikorbankan
YANG LAIN
Tiap menit bisa jadi yang dikorbankan
YANG LAIN
Tiap detik bisa jadi yang dikorbankan
YANG LAIN
Pokoknya, tiap saat bisa jadi yang dikorbankan
SESEORANG
Itulah sebabnya, perlu membebaskan dari kemungkinan itu.
SESEORANG
Dengan melawan diri sendiri!?
SESEORANG
Dengan menyadarkan diri sendiri
SESEORANG
Dengan menguasai diri sendiri
SESEORANG
Dengan membuat diri steril
SESEORANG
Dengan menetralkan diri
SESEORANG
Meniadakan diri
SESEORANG
Lenyap
SESEORANG
Tiada
SESEORANG
Lenyap
SESEORANG
Tiada
SESEORANG
Lenyap
SESEORANG
Tiada
Hening seketika. Tidak tampak ada yang bergerak. Tidak ada laku meski hanya menampar nyamuk atau menjitak lalat. Tidak tampak ada kehidupan, meski hanya gerak badan terguncang jantung. Terdengar dari karton-karton yang benderanya masih di tempat suara orang menyanyi. Kemudian orang saling berbicara bersahutan. Sementara kelompok orang di sekitar pohon berita justru diam
SESEORANG (rengeng-rengeng, berlagu. Lirih)
Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
SESEORANG
Sepatuku juga hilang, sepatuku juga hilang!
SESEORANG
Sepatuku juga, sepatuku juga hilang.
YANG LAIN
Aku juga, aku juga kehilangan sepatu.
YANG LAIN
Aku juga, sepatuku hilang
YANG LAIN
Aku juga, aku juga.
YANG LAIN
Sepatuku juga hilang, aku juga.
YANG LAIN
Sama, sama. Sepatuku dimana. Kemarin tak ada kini tak ada.
YANG LAIN
Waduh. Kita semua kok bisa kehilangan sepatu.
YANG LAIN
Bisa-bisanya kita semua kehilangan sepatu.
YANG LAIN
Sepatuuu… siapa mau memberi sepatu.
YANG LAIN
Sepatu… sepatu…. Sepatu.
BANYAK ORANG (Tapi tidak koor)
Sepatu, oh sepatu. Sepatu, oh sepatu…..
SESEORANG
Mari kita juga menempel berita kehilangan sepatu kita.
YANG LAIN
Ayo, siapa tahu ada yang menyimpan sepatu kita.
YANG LAIN
Benar, ayo kesana.
YANG LAIN
Nanti dulu. Pohon berita hanya untuk menggantungkan berita dari luar.
YANG LAIN
Tak peduli. Berita itu berita, dari luar atau dari dalam. Sama saja.
YANG LAIN
Tapi dilarang. Dilarang menempel berita dari dalam di sana
YANG LAIN
Justru itu yang harus kita coba. Ayo!
YANG LAIN
Gila, edan! Sudah edan semua!
YANG LAIN
Lho, mosok baru tahu. Ayo!
YANG LAIN
Ayo!
Maka bergeraklah semua bendera meninggalkan tempatnya masing-masing di belakang karton, berbondong menuju pohon berita. Ternyata bendera-bendera itu semua memang diikatkan ke punggung setiap orang yang ebrgerak dengan merangkak, atau berjalan di atas lutut. Semua kaki orang itu diikat ke paha masing-masing sehingga mereka tidak mungkin berdiri atau berjalan tegak. Berisik mereka menuju pohon berita. Ketika tiba di sekitar pohon itu namun belum sempat menyentuhnya, terdengar ada yang ebrkata
YANG ITU
Bisaanya diam saja kok bisa ribut. Sekarang mau ikut-ikutan pasang berita sepatu lagi. Hemmm, apakah ada harganya manusia yang bisanya hanya ikut-ikutan!?
Hening seketika
SESEORANG (Menyanyi)
Phitik walik jambl, thuk.
Sega golong mambu enthong
Monggo sami kondur, thuk!
Weteng kula sampung kothong
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong…
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong…
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong…
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong…
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong…
SESEORANG (Menangis)
Jangan menyanyi itu. Jangan lagu itu, jangan….jangan….
SESEORANG
Mengapa belum ada yang datang juga. Sudah sedemikian terlambat.
SESEORANG
Sudah terlambat satu jam lima puluh satu menit sembilan detik
YANG LAIN
Ada apa ya? Jangan-jangan….!
YANG LAIN
Jangan-jangan….
YANG LAIN
Ya, jangan-jangan…!
YANG TADI
Entahlah….
SESEORANG
Jangan lupa mereka sedang bekerja sangat keras
SESEORANG
Mereka mengarungi lautan belantara, mengarungi samudera! Semuanya ada dalam diri masing-masing….
SESEORANG
Kebebasan. Aku rindu kebebasan. Aku rindu.
YANG LAIN
Kangen, kangen, kangen.
YANG LAIN
Waduh, ngelingke sing ora-ora…. Sial!!!
YANG LAIN
Celaka. Siapa yang membuat kita jadi celaka seperti ini.
YANG LAIN
Kebebasan. Aku rindu kebebasan. Aku rindu.
YANG LAIN
Kangen, kangen. Kangen.
YANG LAIN
Eling, eling. Jangan ada yang kangen-kangenan lagi.
SESEORANG
Celaka. Krisis ini namanya. Maka jangan terlalu bnayak bertanya. Aku jadi ikut-ikutan berpikir karenanya. (Menangis) aku jadi ikut berpikir. Berapa lama kita sudah hijrah kemari. Berapa lama.
SESEORANG
Kita tak boleh menghitungnya….
YANG TANYA
Berapa lama?
YANG TADI
Kita tak boleh menghitungnya….
YANG TANYA
Aku kepingin ngerti. Berapa lama?
YANG TADI
Kita tak boleh mempertanyakannya
YANG TANYA
Satu tahun lebih ya? Satu tahun lebih ya?
YANG TADI
Saudara jelas harus kembali ke masa percobaan. Tempat ini tidak membutuhkan keraguan ataupun wacana-wacana.
YANG TANYA
Satu tahun lebih ya!?
SESEORANG
Dua tahun lebih, atau tiga tahun lebih, atau empat tahun lebih.
YANG TANYA
Ooo, begitu. Dua tahun lebih, atau tiga tahun lebih, atau empat tahun lebih.
YANG LAIN
Hebat, dua tahun lebih, atau tiga tahun lebih, atau empat tahun lebih.
YANG LAIN
Aku kan sudah bilang, dua tahun lebih, atau tiga tahun lebih, atau empat tahun lebih.
YANG LAIN
Tentu saja dua tahun lebih, atau tiga tahu lebih atau empat tahun lebih. Kalian ingat tidak ketika bom berhamburan….
SESEORANG
Jangan bicara sejarah. Jangan mengingat sejarah…
YANG LAIN
Di bumi ini sejak orang bisa membuat bom, bom slelau berhamburan….
YANG TADI
Bom berhamburan ketika perang tidak tengah diselenggarakan.
SESEORANG
Jangan bicara sejarah. Lupakan sejarah. Lupakan!!!
YANG LAIN
Bom selalu bersama dengan perang, itu saudara sehati. Bila ada perang, selalu ada bom. Bila ada bom, selalu ada perang. Enath perang itu ujudnya bagaimana…. Perang total atau perang sporadic saja, perang terang-terangan atau perang siluman, perang panas atau perang dingin, perang terror atau perang gertak sambal saja. Manusia selalu mengajak bom ikut bicara.
YANG TADI
Baik, baik. Maksudku bom berhamburan ketika menjadi topic dunia
SESEORANG
Waduuuuh! Celaka! Begitu besar krisis kita. Begitu serius krisis kita. Jangan bciara sejarah to mas. Enggak usah pake bicara sejarah segala.
YANG LAIN
Bom selalu menjadi topic dunia. Tapi aku tahu maksudmu, ketika tidak ada perang total, namun akibat bom yang diledakkan menyebabkan korban yang jumlahnya mirip jumlah akibat bom dalam perang total. Begitu!?
YANG TADI
Benar sekali. Kau ingat…..
SESEORANG
Gimana ini. Saudara-saudara sudah tidak dapat diingatkan lagi. Sudah tidak dapat distop lagi. Selaka dong, celaka! Kita bakalan kembali lagi ke muka, kita bakal balik lagi ke titik awal sebagai pemula. Ya ampun. Sadarlah!
YANG LAIN
Aku hampir berhasil meninggalkan total masa laluku, serta masa lalu sejarah dunia kita. Tentu saja aku lupa….
SESEORANG
Itu yang benar. Itu yang benar. Kita memang harus melupakan sejarah.
Perlu membuang sejarah.
YANG LAIN
Kita harus meninggalkan sejarah. Harus membuang sejarah.
YANG LAIN
Itu yang benar. Kita harus melupakan segalanya.
YANG LAIN
Kita memang harus melupakan yang benar. Melupakan sejarah yang membuang kita.
YANG LAIN
Itu yang benar. Sejarah memang harus melupakan kita dan kita melupakan yang benar.
YANG LAIN
Itulah sejarah. Kita memang harus melupakan yang benar.
YANG TADI
Sejarah kelewat berbahaya untuk diingat. Sejarah tak punya manfaat.
YANG LAIN
Sejarah. Tapi membangkitkan kerinduan.
YANG TADI
Itulah dia musuh besar kita, kerinduan. Kelewat berbahaya untuk membiarkan diri kita dikuasai kerinduan.
SESEORANG
Kurindukan kebebasan. Oh, kurindukan dikau.
YANG TADI
Dimana lagi kau akan mendapatkan kebebasan kecuali di sini!? Inilah dia kebebasan yang kau rindukan selama ini.
SESEORANG
Darimana sampai dimana?
YANG LAIN
Apanya?
SESEORANG
Kebebasan itu.
YANG TADI
Kebebasan tak berujung pangkal. Kebebasan mulai dari otakmu, berakhir dalam otakmu. Dan kebebasan menjadi tidak bebas oleh otakmu sendiri. Itulah sebabnya ada orang yang hidup dalam berkelimpahan kebebasan, namun merasa tidak bebas. Sebaliknya ada orang yang hidup dalam keterbatasan kebebasan yang amat sangat, tetapi tak pernah merasa bahwa dirinya kurang bebas.
SESEORANG
Wacana…wacana. Ia tidak sekedar ngomong, ia telah berwacana. Di sini tak boleh orang berwacana. Di sini tak tabu berwacana. Bahaya! Krisis!
YANG LAIN
Celaka. Dia menyalahkan orang yang kelewat banyak bertanya. Dia memang mengingatkan orang yang mempertanyakan. Dan sia sendiri, dia berwacana. Gila! Dia berwacana!
SESEORANG
Itulah sebabnya, jangan berbicara kebebasan. Itulah sebabnya, maka jangan sok merindukan kebebasan. Sangat berbahaya. Kebebasan hanyalah jebakan-jebakan. Tak lebih.
SESEORANG
Kebebasan sangat licin, awas jangan terpeleset.
YANG LAIN
Licin, licin, licin. Kebebasan sangat licin. Kebebasan menipu!!
SESEORANG
Salah! Kebebasan tak pernah curang!
YANG LAIN
Kebebasan tak pernah curang. Kebebasan amat jujur, amat jujur!
SESEORANG
Kebebasan sederhana
YANG LAIN
Kebebasan sederhana. Kelewat sederhana.
YANG LAIN
Ya, kebebasan selalu apa adanya.
SESEORANG
Stop! Berhenti! Tak baik bicara kebebasan tanpa henti
SESEORANG
Mengapa, mengapa harus dibatasi orang berbicara kebebasan.
YANG LAIN
Ya, mengapa orang tak boleh bicara kebebasan dengan bebas
YANG LAIN
Dibilang disinilah surga kebebasan. Tapi dilarang bicara kebebasan.
SESEORANG
Siapa melarang bicara kebebasan. Di sini tak ada yang dilarang. Di sini kita bebas sebebas-bebasnya, hanya tak baik bicara kebebasan berlama-lama. Sekedar mengingatkan!
YANG LAIN
Sekedar mengingatkan.
YANG LAIN
Jaga hatimu, jangan sampai ragu. Sekedar mengingatkan.
YANG LAIN
Jangan berwacana ya, sekedar mengingatkan.
YANG LAIN
Tak baik berbicara kebebasan berlama-lama. Sekedar mengingatkan
YANG LAIN
Jangan bertanya kelewat banyak, jangan mempertanyakan.
ORANG BANYAK (Bersama hampir seperti koor)
Sekedar mengingatkan, sekedar mengingatkan.
YANG LAIN
Di sini kita bebas sebebas-bebasnya
YANG LAIN
Sebebas-bebasnya. Sebebas-bebasnya.
YANG LAIN
Tapi, jangan ngomong sejarah ya. Bahaya, bahaya.
ORANG BANYAK (Bersama, seperti koor)
Sekedar mengingatkan. Sekedar mengingatkan!!!
SESEORANG
Sejarah bisa membangkitkan kerinduan. Kepada masa-masa jaya. Kepada zaman keemasan.
YANG LAIN
Kerinduan, kerinduan.
YANG LAIN
Kerinduan sangat berbahaya
BANYAK ORANG (Bersama, Koor)
Sekedar mengingatkan…. Sekedar mengingatkan
SESEORANG (Menyanyi)
Phitik walik jambl, thuk.
Sega golong mambu enthong
Monggo sami kondur, thuk!
Weteng kula sampung kothong
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong…
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong…
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong…
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong…
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong…
SESEORANG (Menangis)
Jangan nyanyi itu lagi. Jangan nyanyi itu lagi. Jangan!!!
YANG LAIN
Jangan nyanyi itu lagi, berbahaya. Jangan nyanyi.
BANYAK ORANG
Sekedar mengingatkan, sekedar mengingatkan!!!
SESEORANG
Mengapa mereka belum juga datang?
YANG LAIN
Si Jangkung ya, sama di Gendut, sama si Kurus yang kau maksud?
YANG TADI
Tentu saja. Kalau tidak, siapa lagi, siapa lagi?
YANG LAIN
Dari tadi kita sudah tahu kalau mereka telat
YANG LAIN
Dari tadi kita sudah tahu
YANG LAIN
Ya, emmang sudah tahu.
YANG TADI
Aku kok gak tahu?
YANG TADI
Sama, aku juga gak tahu kok!
SESEORANG
Jangan-jangan mentalnya kendur. Ada yang kendur.
YANG LAIN
Oh, kendur, kendur. Ada yang kendur.
YANG LAIN
Siapa yang kendur, apanya kendur!?
YANG :LAIN
Mentalnya, mentalnya kendur.
YANG LAIN
Ooh, bantal, bantal!? Guling, guling yang ada talinya, bantal tak ada talinya.
YANG LAIN
Kolor bantal to yang kendur.
YANG LAIN
Mental, mentalnya kendur.
YANG LAIN
Kolor, kolor yang bisa kendur.
YANG BARU
Mental! Jangan-jangan mentalnya kendur, tak bisa setia lagi pada kita!!!
SESEORANG
Tak bisa setia pada kita, tak bisa setia. Lalu…
YANG LAIN
Tak bisa setia? Siapa tak bisa setia? Istriku dulu setia!!
YANG LAIN
Istriku juga setia!!!
YANG LAIN
Istriku yang lebih setia.
YANG LAIN
Tak bisa! Istrku paling setia pokoknya.
YANG LAIN
Ooh, ya. Tentu, tentu! Istrimu yang paling setia!
YANG BARU
Tentu saja. Istriku yang paling setia!
YANG LAIN
Ooh, istrinya!
YANG LAIN
Berapa kali dia selingkuh?
YANG BARU
Dua kali, hanya dua kali. Hatiku sakit dua kali
SESEORANG
Bagaimana kalau tak ada yang setia kepada kita!? Siapa yang harus setia?
YANG LAIN
Bagaimana kalau banyak yang setia? Semua setia?
YANG LAIN
Ya, tak ada yang selingkuh. Sepi!!!
YANG LAIN
Pasti sepi sekali. Sedih….
YANG LAIN
Bagaimana kalau tak ada yang setia kepada kita….
YANG LAIN
Jangan takut, pasti ada. Pasti ada!
YANG LAIN
Siapa yang harus setia pada kita?
YANG LAIN
Ya istri kita, suami kita. Eh, ya si Jangkung, si Gendut dan si Kurus!
SESEORANG
Kenapa? Dapat apa mereka dari kita?
SESEORANG
Celaka, ternyata kita hanya bisa ada karena yang setia pada kita.
YANG LAIN
Celaka, harus selalu ada yang setia kepada kita!!!
YANG LAIN
Kenapa celaka, kenapa celaka…
YANG LAIN
Entah, mungkin susah dicari.
YANG LAIN
Apa yang susah dicari?
YANG LAIN
Embuh, kesetiaan mungkin!?
SESEORANG
Kalau tidak ada yang setiap apda kita?
SESEORANG
Selesai. Semua selesai.
YANG LAIN
Semua usai? Semua?
YANG LAIN
Ya, semua. Tak ada lagi yang setia pada kita.
SESEORANG
Inikah kebebasan itu?
YANG LAIN
Inikah kebebasan itu? Inikah?
YANG LAIN
Wooo, ini….
YANG LAIN
Ini?
YANG LAIN
Iya, ini….
SESEORANG
Kebebasan yang berdiri di atas kesetiaan orang….
YANG LAIN
Kebebasan tidak berdiri di atas apa pun, kecuali di atas tanah….
YANG LAIN
Kebebasan itu bebas….
YANG LAIN
Bebas sebebas-bebasnya….
SESEORANG
Bagaimana kalau petugas luar tidak setia pada kita?
YANG LAIN
Bagaimana kalau si gendut, si Kurus dan si Jangkung tidak setia pada kita?
YANG LAIN
Apakah akan menjadi masalah?
YANG LAIN
Apakah bukan masalah?
YANG LAIN
Pilih saja petugas luar yang baru. Selesai!!
YANG LAIN
Pilih yang baru. Selesai!
YANG LAIN
Tentu saja, pilih yang baru, selesai….
SESEORANG
Bagaimana dengan sepatu? Sepatuku hilang
YANG LAIN
Sepatuku juga hilang….
YANG LAIN
Sepatuku juga hilang….
YANG LAIN
Semua kehilangan sepatu, di sini tidak ada sepatu lagi….
SESEORANG
Tidak ada sepatu yang hilang
YANG LAIN
Tidak ada sepatu yang hilang, benarkah?
YANG LAIN
Tidak da sepatu yang hilang, asyik.
YANG LAIN
Aku mau sepatuku lagi.
YANG LAIN
Aku juga mau sepatuku lagi.
YANG LAIN
Aku juga, aku juga.
SESEORANG
Celaka! Krisis mental benar-benar sudah menjangkiti.
YANG LAIN
Celaka? Apa ada yang celaka?
YANG LAIN
Menjangkiti, menjangkiti.
YANG LAIN
Apa yang menangkiti?
YANG LAIN
Entahlah, nyamuk tentunya.
YANG LAIN
Aedes Agepty? Nyamuk apa?
YANG LAIN
Nyamuk mental, nyamuk mental.
YANG LAIN
Krisis mental barangkali. Ah, ya. Krisis mental tentu.
YANG LAIN
Mental sepatu.
YANG LAIN
Sepatuku hilang, sepatuku dimana?
YANG LAIN
Tak ada sepatu yang hilang. Semua sepatu selamat.
YANG LAIN
Tak ada sepatu yang hilang. Nah, dimana sepatuku?
YANG LAIN
Aku butuh sepatu
YANG LAIN
Sepatu, sepatu….
SESEORANG
Sudah tidak ada sepatu lagi
YANG LAIN
Lho, bukanka tak ada sepatu yang hilang?
YANG LAIN
Di gudang tak kulihat satu pasang sepatu pun.
YANG LAIN
Tak ada yang hilang, lalu dimana sepatuku?
SESEORANG
Apakah kalian lupa?
YANG LAIN
Lupa, aku tak pernah lupa!
YANG LAIN
Lupa apa, aku melupakan apa?
YANG LAIN
Aku ebnci lupa. Oleh karena itu aku tak pernah lupa….
YANG LAIN
Aku juga sangat emmbencinya. Lupa!!!
YANG LAIN
Aku emoh lupa, aku emoh lupa…
YANG LAIN
Aku belum pernah lupa, seumur hidupku belum pernah lupa
YANG LAIN
Tak boleh mengingat-ingat yang seumur hidup.
BANYAK ORANG (Bersama, koor)
Sekadara mengingatkan, sekadar mengingatkan….
SESEORANG
Benr-benar krisis serius, krisis mbalung sumsum
SESEORANG
Rupanya stress bert, semua stress berat
SESEORANG
Lari, lari. Semua berpikir lari
SESEORANG
Tapi, semua butuh sepatu, tak bakalan bisa lari tanpa sepatu.
SESEORANG
Tetapi, benar bukan. Sepatu kita tak ada yang hilang.
SESEORANG
Tak ada sepatu yang hilang
SESEORANG
Mungkin mereka tidak berpikir lari, tetapi sekedar rindu menyelondorkan kaki, pengin istirahat nyaman dengan meluruskan kaki….
YANG LAIN
Mungkin memang begitu, mungkin memang begitu.
SESEORANG
Kalau begitu tidak berbahaya, kalau begitu krisis itu tidak ada.
SESEORANG
Sepatu, sepatu. Aku butuh sepatuku.
YANG LAIN
Aku juga. Aku butuh sepatuku
YANG LAIN
Tak ada yang hilang. Dimana sepatuku.
SESEORANG
mengapa seorang pun belum ada yang datang?
YANG LAIN
Si Jangkung, si Gendut dan di Kurus….
YANG LAIN
Mengapa tak seorang pun belum ada yang datang?
YANG LAIN
Mengapa? Mengapa?
YANG LAIN
Mengapa?
YANG LAIN
Sudah berapa mereka terlambat?
YANG LAIN
Dua jam empat puluh tujuh menit tiga puluh detik.
SESEORANG
Apa kalian membawa jam dan masih hidup tanpa baterai?
YANG LAIN
Apa kalian membawa jam dan masih hidup?
YANG LAIN
Aku rindu arlojiku. Aku rindu arlojiku.
YANG LAIN
Aku sudah lama banget tak lihat jam, yang kayak apa sih rupanya?
PEREMPUAN
Jam itu, yang tinggi itu lho. Berjalannya pakai roda.
YANG LAIN
Ah, itu pasti bukan jam. Itu sepeda.
YANG LAIN
Sepeda itu apa sih?
YANG LAIN
Ya itu. Yang kamu gambarkan itu sepeda.
YANG LAIN
Lha, sepeda untuk apa?
YANG LAIN
Nggak tahu aku, untuk masak sayur barangkali
YANG LAIN
Bagaimana cara masaknya?
YANG LAIN
Aku gak tahuuuuu!!!!
YANG LAIN
Ya sudahlah!!!!
Hening seketika. Orang-orang itu tak menyadari ketika ketiga orang yang mereka nantikan tiba dan perlahan mendekati. Lalu berdiri di belakang punggung mereka. Ketiga orang itu normal saja, penampilannya tidak memakai bendera di punggung mereka. Berdiri tegak serta berjalan dengan wajar karena kaki-kaki mereka memang bebas tidak diikat.
SESEORANG
Ini sebenarnya tanggal berapa? Hari apa dan tahun berapa?
YANG LAIN
Jam berapa, pasarannya apa? Pon, wage, kliwon, legi atau pahing!?
YANG LAIN
Hari ini hari baik atau hari kurang baik. Rezekinya nomplok atau tipis saja.
SESEORANG
Tidak baik tahu jam, hari dan penanggalan. Tak ada gunanya.
YANG LAIN
Kalau ada si jangkung atau di Gendut, kita bisa bertanya ini hari apa?
YANG LAIN
Kalau si Kurus datang, aku akan bertanya hari ini wetonnya apa. Aku sendiri jumat manis.
SESEORANG
Tak ada gunanya itu semua., hanya mengajak untuk berjalan mundur ke belakang, mengingat-ningat yang sebaiknya kita lupakan.
YANG LAIN
Terlalu banyak yang kita lupakan. Terlalu banyak yang kita berikan.
YANG LAIN
Apakah harus begini mencari kebebasan.
YANG LAIN
Tentu tidak. Tapi bagaimana lagi. Semua serba terpaksa bukan….
YANG LAIN
Dan, ini kebebasan terbaik dalam keterpaksaan?
SESEORANG
Tidak ada yang terbaik, hanya sebuah alternative.
SESEORANG
Berpikir alternative, dia mempertanyakannya lagi.
SESEORANG
Tidak sekarang, tidak baru saja, tidak kemarin. Tapi sudah lama berlalu, dahulu sebelum serba terpaksa.
YANG LAIN
Ternyata di sini pun kebebasan dipasung-pasung.
SESEORANG
Kebebasan dipasung oleh colume dan kualitas kebebasan itu sendiri.
YANG LAIN
Akhirnya, kebebasan itu habis oleh dirinya sendiri.
YANG LAIN
Mau bagaimana lagi
YANG LAIN
Mau bagaimana lagi
YANG LAIN
Mau bagaimana lagi
Si Gendut
Mau bagaimana lagi
SI JANGKUNG
Mau bagaimana lgi
SI KURUS
Mau bagaimana lagi
SESEROANG
Kalian semua sudah lama tiba rupanya
SI GENDUT
Ya, maaf kalau aku terlambat
YANG LAIN
Kamu juga, jangkung. Kamu bisaanya tidak pernah terlambat.
SI JANGKUNG
Bagaimana lagi. Maaf, jalanan tambah sempit dan tambah macet. Dunia di atas tambah sulit dipahami. Bahaya ada di mana-mana dan kemana-mana.
YANG LAIN
Apa maksudmu kemana-mana? Ke arah kita juga di sini maksudmu?
YANG LAIN
Tentu tidak. Di sini kita aman seaman-amannya. Siapa yang mau merecoki kehidupan di dalam gua seperti ini.
YANG LAIN
Juga, belum tentu tidak. Alas an terlalu gampang dicari oleh orang-orang di atas.
YANG LAIN
Benar. Kalau tidak, masa minyak, emas dan semua hasil tambang kita sudah ludes seperti sekarang ini.
YANG LAIN
Jadi, mereka masih belum puas juga? Masih ebrencana menggusur kita dan meribut tanah kita di dalam gua ini dengan alas an demi kepentngan mayoritas.
YANG LAIN
Kukira tidak, jangan terlalu takut. Kalau sesuatu saat nanti mereka interes untuk mengeksplor kekayaan alam di sini, yang tinggal bau sampah mereka yang tercecer di mana-mana dan terbawa air kemari, itu mungkin saja. Tapi, pasti tidak segera.
SESEORANG
Nah, Kurus. Barangkali engkau sudah bisa memulai laporanmu. Kalau engkau memang tak pernah tidak telat bukan!?
SI KURUS
Kami bertiga tanpa sengaja tiba di depan mulut gua pada saat bersamaan, dan ternyata kali ini kami bertiga mempunyai berita yang sama pula.
YANG LAIN
Bagaimana mungkin, tiga orang pergi sendiri-sendiri bisa dapat berita yang sama.
YANG LAIN
Tidak apa-apa, karena meskipun sama, pasti tetap ada bedanya. Menarik.
YANG LAIN
Malah saling melengkapi. Karena pasti mereka punya sumber beritanya sendiri-sendiri.
SI GENDUT
Benar. Kami sendiri terpukau oleh kenyataan bahwa berita kami bertiga kali ini sama.
SESEORANG
Apakah tidak ada sesuatu yang mencurigakan?
SI JANGKUNG
Kami harap tidak. Walau kemungkinan tetap selalu terbuka.
SESEORANG
Kalau hanya berita remeh, sama atau tidak bukankah tidak ada bedanya. Bukankan beritanya tidak seserius itu sehingga kami harus mengerutkan dahi?
YANG LAIN
Ya, ya. Aku yakin bukan berita pengerat tulang, berita yang bikin nyeri seluruh badan, nyeri hingga ke tulang.
YANG LAIN
Menurut indra keenamku, ini hanya soal hubungan lelaki dan wanita. Phallus dan vagina.
YANG LAIN
Lelaki dan wanita, aduh….mesranya.
YANG LAIN
Lelaki dan wanita. Hmmm,…. Romantis sekali.lelaki dan wanita
YANG LAIN
Phallus dan vagina…. Phallus dan vagina….. phallus dan vagina…..
SESEORANG
Aku kepingin bercinta. Aku butuh bercinta.
YANG LAIN
Aku juga. Aku sangat perlu bercinta.
SESEORANG
Lima kali berturut-turut aku pakai kesempatan orang. Aku memang suka bercinta. Kalau kali ini ada yang malas lagi, biar kesempatannya aku manfaatkan.
YANG LAIN
Jangan sembrono. Aku juga butuh bercinta. Lama benar aku tak menyentuh tubuh wanita.
YANG LAIN
Sama benar dengan aku, sudah lama aku tak memeluk laki-laki.
SESEORANG
Baiklah, mari kita dengarkan berita apa yang mereka bawa, setelah itu baru urusan bercinta.
YANG LAIN
Bagaimana kalau mendengar berita itu lalu kita kehilangan selera, kan celaka.
SESEORANG
Lalu, bagaimana baiknya sekarang? Mau bercinta dulu?
SESEORANG
Beritanya dulu. Kalau-kalau berita gawat kan celaka.untuk bercinta masih banyak waktu
SESEORANG
Aku mau bercinta dulu. Justru kalau benar beritanya agwat, akan rugi besar kalau tidak sempat lagi bercinta.
YANG LAIN
Beritanya dulu, beritanya dulu.
YANG LAIN
Bercinta saja didahulukan ya, jangan dibilang kurang penting kebutuhan bercinta itu. Itulah satu-satunya kenikmatan yang masih kita punyai
YANG LAIN
Jangan terlalu cengeng dan konyol, sedikit sedikit orgasme. Sedikit-sedikit orgasme. Berita dulu….
YANG LAIN
Setuju berita dulu. Hidup kok terlalu berlendir. Apa bedanya dengan kehidupan di atas!?
YANG LAIN
Bercinta dulu. Aku masu bercinta dulu
SESEORANG
Baiklah, ambil jalan tengahnya. Yang mau bercinta silakan maju. Laki-laki di sebelah kiri dan perempuan di sebelah kanan. Silakan
Maka, segera majulah mereka yang sedang memiliki semangat bercinta. Tanpa canggung-canggung lagi, laki-laki ke sebelah kiri dan kaum perempuan ke sebelah kanan.
YANG TADI
Nah, ternyata tidak semua orang mau bercinta. Malah separuh dari jumlah kita saja tidak ada. Coba dihitung. Laaa laki-lakinya hanya lima, sedangkan perempuannya sembilan! Terpaksa, satu laki-laki untuk dua perempuan, kecuali perempuan ke semblian mendapat seorang laki-laki untuk dirinya sendiri malam ini.
YANG LAIN
Okey saja dua perempuan. Aku masih sanggup meladeni tiga perempuan malam ini
YANG LAIN
Silakan, silakan diambil seorang. Kalau aku, dua perempuan terlalu banyak. Seorang saja belum tentu aku mampu memuaskannya.
YANG LAIN
Tolong… tolong….. tukaran pasangan. Perempuan ini terlalu besar, perempuan ini kelewat raksasa untukku. Ayo tukaran.
PEREMPUAN BESAR
Tidak usah tukaran, aku justru suka yang kecil-kecil saying.
YANG TADI
Waduh, perempuan, tolong…. Tolong…..
Lelaki kecil itu berteriak-teriak minta tolong, tetapi segera diam setelah perempuan kekar itu berhasl memeluk kencang kedua lengannya dengan satu tangan. Kemudian tangan si permepuan yang satu membungkam mulutnya.
SESEORANG
Yang dimengerti sol hubungan laki-laki dan wanita, kok hanya masalah sekitar seksnya saja.
YANG LAIN
Lagi-lagi seks, lagi-lagi seks
YANG LAIN
Phallus dan Vagina saja yang tersisa. Phallus dan Vagina
YANG LAIN
Benar, benar. Lalu, kemana cinta kasih saying yang tulus, serta kehangatan yang lembut, yang sadar akan tanggung jawab hidup kepada seluruh kehidupan….
YANG LAIN
Utopi, mimpi dan mimpi. Dia sendiri mengikat kaki, emoh tahu dunia luar lebih banyak lagi. Kok masih bicara tanggung jawab kepada seluruh kehidupan…
SESEORANG
Sudahlah, hindari saling menyalahkan, bertahan hidup saja sudah lumayan berat, tidak perlu lagi dipersulit.
SESEORANG
Nah, apabila yang mempunyai kehendak untuk bercinta sudah memeluk kekasih masing-masing, sekarang sebelum Anda sekalian mengundurkan diri guna melaksanakan hajat Anda, berilah kesempatan kepada saudara kita bertiga, Gendut, Jangkung dan Kurus untuk melaporkan berita yang mereka bawa. Semoga berita itu berita sangat baik adanya.
YANG LAIN
Baiklah saudara bertiga, silakan segera menyampaikan berita yang dibawa
YANG LAIN
Gak usah takut, katakan semua. Apa saudara lihat, apa yang saudara dengar dan rasakan?
SESEORANG
Apakah di luar sana bertambah padat dan tambah macet?
SESEORANG
Bagaimana dengan penggusuran dan pengusiran? Apakah gubernurnya masih tetap yang dulu? Juga, menteri menterinya. Presidennya sekarang siapa?
YANG LAIN
Waduuuuh…belum-belum daftar pertanyaan sudah sedemikian panjang. Biarlah mereka bicara tentang keamanan kita terlebih dulu. Biarlah mereka berkata, bahwa tempat ini adalah tempat yang paling aman.
YANG LAIN
Maunya sendiri!!! Tetapi, gayanya sungguh elegan sehingga kita hampir tertipu dengan membiarkan pertanyaannya akan dijawab terlebih dahulu. Coba katakan dulu, apakah masih enak udara di atas untuk bernapas? Atau sudah terasa semakin sumpek?
YANG LAIN
Sabarlah, nanti mereka pasti akan bicara panjang lebar. Lebih baik lagi bertanya dahulu tentang prasarana dan penunjang hidup. Bagaimana kampong-kampung? Rumah tipe 45 dihuni berapa keluarga sekarang?
YANG LAIN
Yang terakhir, rumah tipe 21 saja dua keluarga
YANG LAIN
Sedemikian banyak manusia sekarang, sedemikian buruk politik beribut kekuasaan, hingga para kanak-kanak tiba-tiba telah dewasa. Mereka mulai pacaran, bercinta dan kawin dan muncullah bayi-bayi baru, generasi harapan bangsa.
SESEORANG
Sudah, sudah. Kalau kalian semua ahli pidato dan terlalu suka berbicara
YANG LAIN
Benar. Biarkan sekarang mereka berkabar berita.
SI JANGKUNG
Sebenarnya tak perlu kami ceritakan lagi, kalian sudah bisa menebaknya. Semua benar yang tadi dibicarakan. Udara semakin buruk, ruang udara semakin sempit.
Mobil semakin banyak dan banyak, sungguh amat padat berseliweran. Bau asap yang berat dan kentut penduduk, yang berlipat-lipat ganda jumlahnya. Bayi lahir terus, setiap hari-setiap jam-setiap menit-setiap detik- setiap saat. Hampir tidak ada lagi desa. Seluruh permukaan pulau Jawa boleh dikata telah menjadi kota. Maka pulau Jawa perlahan miring, bertambah miring dan terus miring. Barangkali kakinya yang satu lemas, beban kelewat berat. Bukan tidak mungkin satu micrometer demi satu micrometer Jawa tenggelam, seperti pulau Nipah yang dahulu ditambang pasirnya untuk memperluas territorial negeri tetangga. Tempat berpijak semakin sulit dicari, apalagi lahan secuil untuk ikut-ikutan mendirikan gubuk buat berteduh. Bila ada orang menjual tempat berpijak, harga permeternya sama dengan ongkos makanmu tiga kali sehari.
SESEORANG
Penggusuran, ceritakan tentang penggusuran dan pengusiran!?
SESEORANG
Ceritakan soal perkelahian, apakah masih ada!?
SESEORANG
Kejahatan terhadap Ibu dan anak, coba katakan, apa berhasil ditanggulangu!?
SESEORANG
Bicaralah tentang keserakahan, poya-poya dan penghamburan kekayaan.
SESEORANG
Bicaralah soal perempuan, bagaimana keselamatan perempuan.
SI GENDUT
Tak perlu diceritakan lagi, semua sama seperti di masa lalu, hanya lebih nekat dan mengerikan. Mengusir rumah mansuia atau mengusir orang, kini tak pakai sungkan-sungkan lagi. Alat Negara, seperti polisi dan tentara tidak dipakai untuk itu karena polisi mengayomi dan melindungi. Sedang tentara untuk membela ibu pertiwi.
Pasukan liar berseragam hitam-hitam yang entah datang darimana, bisa jadi diturunkan dari langit, selalu mengawal orang-orang kaya, membeli tanah rakyat dengan harga murah, serta menyerbu penduduk ketika menggusur atau mengusirnya. Mereka sungguh gagah berani, menebas dengan pedangnya ke kiri dan kanan, ke muka dan ke belakang…..
Sedemikian hebatnya sepak terjang mereka, hokum menggigil melihat itu semua, menggigil dan menggigil, mengkeret dan mengkeret dan akhirnya hokum hanya sebesar kenthos, biji salak.
SESEORANG
Kau bicara tentang yudikatif. Bagaimana dengan eksekutif dan legislatif?
SI KURUS
Tak baik berbicara kejahatan, menyeramkan bulu roma. Tak baik bicara mafia pengadilan, kelewat ruwet, rapi, sistematis dan tersembunyi ujung pangkalnya. Kesejahteraan ibu dan anak, sering tak ada harganya. Perempuan terlalu murah. Untuk dua ember air bersih mereka siap telanjang. Keselamatan perempuan sama saja dengan keselamatan kaum pria, nol tak ada jaminan. Hindari bertanya soal politik karena di dunia atas, politik tidak pernah ada. Anjing beribut tulang, apakah butuh politik? Eksekutif dan legislative sepanjang hari sibuk lempar-lemparan selana dalam, baunya menguasai negeri.
SESEORANG
Dimana harapan? Kau lupa bicara tentang harapan
SESEORANG
Benar, bicaralah tentang harapan. Aku rindu harapan
SI JANGKUNG
Bagaimana mencari harapan. Ke seluruh pojok negeri, harapan kucari aku tak pernah menemuinya. Entah Gendut, Kurus barangkali mereka melihat harapan
SI GENDUT
Di dunia ata, siang hari terik, malam hari gulita. Angina kencang, api lilin banyak mati. Lampu listrik terang benderang, namun mengandung keresahan. Setiap saat orang harus berhati-hati, banyak mata menyala, mulai menganga. Badik tanpa alas an dicabut dari sarungnya. Ular berkeliaran, anjing kudisan bergentayangan. Racun mengendap ke bumi. Mau kutemukan di mana harapan!?. Tetapi si Kurus. Si Kurus mendapat pengalaman luar bisaa. Bertanyalah kepadanya.
SESEORANG
Ayo Kurus, kabarkan pengalamanmu
SESEORANG
Jangan kau simpan sendiri sesuatu yang bernilai, Kurus. Tunjukan pada kami
YANG LAIN
Kubilang apa, si Kurus selalu lebih berharga beritanya.
YANG LAIN
Siapa menentangmu. Aku pun menilai si Kurus selalu lebih dari yang lain.
SESEORANG
Sudahlah, beri kesempatan agar si Kurus berbicara pada kita
SI KURUS
Harapan selalu ada bagi yang mempercayai harapan, kata seorang anak kecil yang kutemui sedang membersihkan diri di pinggir kali. Bapaknya masih mempunyai kerbau dan ia mengembalakannya di punggung bukit. Meski pulau Jawa telah menyatu menjadi sebuah kota maharaksasa, tetapi harapan jangan ditanyakan pada mereka yang berlumur foya-foya, perutnya takut lapar dan kasurnya emoh kena debu atau tercium tanah. Demikian ia berkata. Di dalam gua ini luar bisaa, tempat ciut bisa menjadi pas, yang sesak pun menjadi pas. Sumpek, ciut dan sesak, sama dengan kebebasan, berkampung halaman di hati. Karena menurut anak itu, siapa mempersempit hatinya sendiri, sempit pula negerinya, sempit pula dunianya.
Bertanya harapan tak perlu mencari guru agama, katanya. Tak perlu memburu seorang kiayi mumpuni. Bangunlah di tengah malam buta, heningkan diri dan buka pintu hati, lalu pandangkan matamu ke langit, bintang berjuta banyaknya, alam semesta tak terhingga luasnya. Apabila bergetar jantungmu menimbang kemahadahsyatan yang menciptakan itu semua, biarkan mengisi hatimum hingga hangat seluruh dirimu. Demikian anak itu berkata. Maka harapan tak perlu kau tanyakan lagi karena ketakutan akan sirna, pergi bersamanya.
Hening seketika. Semua orang seolah terpesona oleh berita si Kurus yang menakjubkan itu. Benar-benar tak ada suara kecuali suara angin yang lembut. Kemudian seseorang mulai meniup serulingnya, lagu tradisional sederhana namun membangun kesyahduan itu menjadi kudus.
SESEORANG
Kita termasuk golongan orang-orang bahagia karena mendapat kesempatan mendnegarkan kebenaran dibicarakan, meski kebenaran ini dibicarakan seorang anak, meski kita tidak bertemu sendiri dengan anak itu. Jelas, ini pertanda baik. Tetapi ini bukan berita. Semua yang kita dengar tadi adalah cerita pengalaman mereka bertiga.
Apakah mereka bertiga tidak membawa berita? Bukankah mereka membawa berita hanya satu, diperoleh masing-masing secara sendiri-sendiri. Namun ternyata beritanya sama!? Ayo, katakan kepada kami sekarang, berita apa yang kalian bawa?
SI GENDUT
Maafkan kami bila kamu harus berkata jujur
SI JANGKUNG
Sebenarnya bukan berita baik yang kami bawa
SESEORANG
Berita apa, berita apa? Cepat katakan!
YANG LAIN
Celaka, kelihatannya langsung mengenai kita semua
YANG LAIN
Tak apa-apa, ayo kita hadapi bersama-sama
YANG LAIN
Benar. Tak usah takut, kita tidak sendirian di sini
YANG LAIN
Bagaimana jika berita penggusuran, berita pengusiran?
YANG LAIN
Mau diusir keman lagi kita? Mau digusur kemana lagi kita?
YANG LAIN
Tempat ini berada dalam gua, jauh di dalam tanah. Mereka mau menggusur kita, mau mereka pakai untuk apa? Tidak mungkin!
YANG LAIN
Memang tidak mungkin kita digusur lagi, maka nggak usah takut
YANG LAIN
Lagipula yang tahu keberadaan kita di sini juga Cuma kita
YANG LAIN
Beserta mereka bertiga
YANG LAIN
Ya, bersama mereka bertiga
YANG LAIN
Tetapi, mereka jelas bisa dipercaya
YANG LAIN
Apakah kamu tidak percaya kepada mereka?
SESEORANG
Sudahlah, kalian ribut saja. Beri kesempatan kepada mereka untuk bicara.
SI KURUS
Sebagaimana telah kami sampaikan tadi, kehidupan di dunia tas bertambah jauh dari indah, sejahtera serta patut dibanggakan. Kelicikan serigala ada di mana-mana, lengkap dengan matanya yang culas dan taringnya yang tajam. Raungannya merusak ketentraman dan mereka telah bergerak dalam rombongan yang besar sehingga sulit untuk dilawan, baik di tingkat rakyat jelata, apalagi di tingkat tinggi.
SI JANGKUNG
Entah darimana datangnya, dari kami jelas tidak! Orang-orang di dunia atas telah mencium, bahwa ada kehidupan manusia di gua-gua dalam tanah.
SESEORANG
Hanya da dua gua, satu besar dan satu kecil yang kita pakai
SI KURUS
Jangan salah sangka, kalian tidak sendiri. Sudah banyak orang dalam kelompoknya masing-masing yang memilih hidup di dalam gua-gua seperti kita. Semua orang memilih gua, meski pun dingin dan lembab seperti ini karena di atas tanah tidak ada lagi tempat bagi rakyat jelata yang tidak memiliki apa-apa seperti kita.
SESEORANG
Kemudian, orang-orang di sunia atas mendengarnya?
SI GENDUT
Benar
SESEORANG
Apa yang kereka kehendaki? Merebut gua-gua dari tangan kita?
YANG LAIN
Masa mereka berani?
YANG LAIN
Apa yang emreka takutkan, mereka memiliki pasukan bayaran hitam-hitam
SI JANGKUNG
Sebagaimana di zaman lalu ada transmigrasi yang telah berpeluh-peluh lelah membuka hutan dan menanami, namun setelah terbuka dengan akal licik tingkat tinggi ada raksasa yang meribut tanah itu, mempergunakan taring dan cakarnya. Kin mereka bisa melakukan hal yang sama pada kita….
SESEORANG
Setan alas, bisa mereka melakukan hal semacam itu!?
YANG LAIN
Tak ada yang tak bisa mereka lakukan
YANG LAIN
Celaka!!!
YANG LAIN
Habislah riwayat kita
SESEORANG
Lalu, apa yang terjadi pada para transmigran itu?
SESEORANG
Mereka dikejar-kejar seperti babi hutan, dirajam dan diseret mayatnya sepanjang hutan, untuk syok terapi transmigran lainnya.
YANG LAIN
Kok, aku tak pernah dengar yang begituan ya…..
SI JANGKUNG
Pernah mendengar gelar kebangsawanan baru tidak!? GPKOB, disingkat GPK. Pasti pernah mendengarnya bukan? Itu singkatan dari Gerakan Pengganggu Kebahagiaan Orang Besar, disingkat Gerakan Pengganggu Kebahagian
SESEORANG
Kalau GPK sih kami sering dengar, katanya orang-orang itu memang patut dibasmi, patut di babihutankan. Tapi kepanjangannya bukan itu. Kalau tak salah, GPK singkatan dari Garong, Pemerkosa dan Koruptor, eh keliru…..
YANG LAIN
Koruptor masa disamankan dengan para garong dan pemerkosa. Tidak bisa itu….
YANG LAIN
Iya, tidak bisa begitu. Koruptor itu bukan maling, orangnya saja terhormat, kaya raya, berwibawa dan disegani. Selain itu, koruptor itu kan orang-orang pintar, bukan goblok semacam maling dan garong
YANG TADI
Sudah kubilang keliru!!! GPK itu Garong, Pemerkosa dan Kemiskinan.
SESEORANG
Huh, yang sudah bener tak usah disalahkan. Sudah betul Jangkung, GPK itu gerakan pengganggu kebahagiaan, boleh ditambah orang-orang besar?
SESEORANG
Sudahlah, dari tadi mendengarkan berita diputus-putus
SI GENDUT
Berita yang buruk adalah saya mendengar mereka sudah siap menggempur gua-gua, untuk meributnya bagi kepentingan mereka snediri.
SESEORANG
Tak salahkah yang kita dengar ini!?
SI JANGKUNG
Seratus persen benar. Aku dan Kurus juga mendengarnya
SESEORANG
Benar-benar mampus kita sekarang
SESEORANG
Wah mau tinggal dimana lagi kita?
SESEORANG
Pemerintah kok tak pernah mengurusi kita….
SESEORANG
Sejak kapan pemerintah mengurusi rakyatnya? Rakyat itu urusan rakyat sendiri. Tak pernah menjadi urusan pemerintahnya.
YANG LAIN
Mati aku sekarang.!!!
SESEORANG
Mereka mau pakai apa gua-gua dingin dan lembab seperti ini?
SI GENDUT
Menurut para ahli kesehatan yang dibayar oleh mereka, mahluk hidup paling sehat di planet bumi ini adalah mereka yang hidup di dalam tanah,seperti semut, cacing, tikus, ular dan sebagainya. Berangkat dari kenyataan ini mereka merencanakan untuk membangun rumah sakit, vila-vila dan hotel di dalam gua bawah tanah. Itulah sebabnya mereka membutuhkan lokasi yang luas, mereka butuh gua yang banyak
SESEORANG
Termasuk gua kita?
SI JANGKUNG
Bisa iya bisa tidak, itu yang kami belum mengetahuinya
SESEORANG
Biadab! Serakah tak tanggung-tanggung!!!
YANG LAIN
Mengapa bingung. Ini kan gua kita, bukankah kita yang menemukannya dan kita sudah terlebih dahulu di sini.
SI KURUS
Tak beda dengan dipermukaan bumi, di sini kita tinggal tanpa izin, tanpa membayar pajak wajib mendirikan karton kepada pemerintah
SI GENDUT
Di sinilah kehebatan para pengusaha itu. Begitu mencium kesempatan, mereka langsung sogok kiri dan kanan membawa sejumlah uang dan langsung mendapat izin memonopoli semua gua dan rongga tanah di seluruh Indonesia.
SESEORANG
Jadi, tempat kita ini sudah menjadi hak mereka?
SI KURUS
Secara resmi iya, hal itu tak bisa dibantah lagi!!!
SESEORANG
Sialan!
YANG LAIN
Anjing kudisan!!!!
YANG LAIN
Setan siluman mereka itu
YANG LAIN
Bahkan, di dalam neraka seperti ini Hak Mendirikan Karton masih dikuasainya!
YANG LAIN
Mari kita demo!
YANG LAIN
Demo menuntut apa?
YANG LAIN
Menuntut dibebaskannya hak mendirikan karton digua-gua!!!!
YANG LAIN
Kepada siapa?
YANG LAIN
Kepada pemerintah tentu saja!!!!
YANG LAIN
Huh, apa ada gunanya?
YANG LAIN
Daripada diam saja!!!
SESEORANG
Kita tak akan diam saja, kita akan melawan!!!
YANG LAIN
Bagus sekali. Aku mau mati mempertahankan hak hidupku! Aku tak mau berpangku tangan saja. Ayo berjuang bersama-sama!!!
BANYAK ORANG (Bersama serentak)
Ayo! Ayo! Ayo!
SESEORANG
Jangan salah sobat, ini buka masalah hak hidupmu. Hak hidupmu tak ada yang mengganggu. Ini masalah hak mendirikan karton!!!
YANG TADI
Aku sudah tahu ini masalah mendirikan karton, tetapi bila hak ini diganggu, aku lalu mau hidup dimana? Jelas itu akan menjadi berurusan dengan hak hidupku!!!
YANG TADI
Tidak sobat. Hak hidupmu itu urusanmu. Di sini masalahnya hak mendirikan karton!!!
SESEORANG
Marilah kita istirahat, besok pagi kita punya pekerjaan besar. Kita perlu membangun system keamanan yang baik untuk mempertahankan gua ini.
SESEORANG
Setuju sekali. Kita bangun system keamanan wilayah model para gerilyawan Vietnam ketika melawan pendudukan tentara Amerika Serikat
SESEORANG
Wah, kamu mau jadi Rambo rupanya
SESEORANG
Benar, Rambo juga memanfaatkan kepintaran yang sama
SESEORANG
Baiklah. Tetapi kita perlu istirahat, kita tidur dulu.
SESEORANG
Mari, yang mau tidur pergi tidur. Yang mau bercinta, pergi bercinta. Hehehe…
SESEORANG
Wah, mau perang. Ak jadi kepingin bercinta dulu. Ayo, siapa yang mau bercinta denganku?
SESEORANG
Akuuuu….
YANG BARU
Ayo…
YANG BARU
Ayo….
Semua pergi ke belakang karton masing-masing. Si gendut bertiga ke belakang karton bundar atau kerucut. Semua duduk di tempatnya.
FADE OUT
BABAK KEDUA
Panggung masih sama, hanya tampak banyak tombak runcing serta beberapa bilah pedang ada di situ. Beberapa orang tampak sedang membuat pagar bamboo setinggi tiga perempat meter. Semua ujungnya ditajamkan. Bebebrapa orang sedang melumuri tubuhnya dengan tanah, kemudian bersikap sedemikian rupa sehingga mirip onggokan tanah.
SESEORANG
Tinggal kamu sendiri sekarang yang masih mengikat kaki. Mengapa ikatan kaki kamu tidak kau buka?
SESEORANG
Aku belum melihat manfaatnya membuka ikatan kaki
YANG LAIN
Kalau musuh datang, kita akan lebih siap dengan kaki bebas
YANG ITU
Ah, itu kan tergantung latihan
YANG LAIN
Apa kau sudah latihan bertempur dengan kaki terikat?
YANG ITU
Sudah pernah kucoba
YANG LAIN
Bagaimana hasilnya?
YANG ITU
Masih jauh dari bagus
YANG LAIN
Nah, copot saja ikatannya.
YANG ITU
Kita kan mengikat kaki tidak hanya sekedar mengikat begitu saja
YANG LAIN
Tentu saja tidak
YANG ITU
Kita mengikatnya agar tidak ingin kemana-mana bukan!?
YANG LAIN
Benar
YANG ITU
Lihatlah teman-teman. Begitu ikatan kaki mereka dibuka, mereka langsung keluyuran keluar gua
YANG LAIN
Benar, mereka rindu ingin melihat situasi di luar gua
YANG ITU
Nah, itulah yang aku maksudkan, lalu apa yang mereka dapatkan?
YANG LAIN
Kemarahn! Mereka marah melihat bekas-bekas penggusuran rumah rakyat jelata
YANG ITU
Sangat berbahaya bukan, rasa iri mereka kepada kaum berpunya yang foya-foya mulai tumbuh kembali
YANG ITU
Lalu, semuanya untuk apa? Hanya membuat hati semakin panas, hanya membuat hidup terasa lebih sengsara
YANG LAIN
Jadi, menurutmu lebih aman mengikat kaki?
YANG ITU
Jelas! Pilihan itu pernah kita yakini bersama
YANG LAIN
Memang benar, tetapi pilihan itu juga sangat berat menanggungnya
YANG ITU
Memaksa diri untuk selalu berada di gua ini!?
YANG LAIN
Benar. Terutama dengan konsekuensi agar tidak terlalu banyak bertanya, tidak mempertanyakan, tidak berwacana, tidak mengingat-ingat masa lalu dan tidak bergaul lagi dengan sejarah
YANG ITU
Setiap pilihan selalu membawa konsekuensi sendiri-sendiri. Yang penting, apa yang didapatkan dari pilihan itu dan apa yang kita berikan.kalau yang kita berikan lebih banyak daripada yang kita dapatkan, jelas pilihan itu kurang bermanfaat bagi kita. Tetapi kalau sebaliknya, tentu lain bukan!?
YANG LAIN
Dengan diikat begini, kau merasakan mendapat lebih banyak?
YANG ITU
Tentu saja, itu sangat logis dan mudah dimengerti
YANG LAIN
Karena apa yang tidak kita ketahui, tidak membuat kita penasaran?
YANG ITU
Tidak salah bukan? Dan yang tidak kita lihat, tidak membuat kita ingin memiliki
YANG LAIN
Memang benar,tetapi karena bagaimana pun kenangan hidup dan sejarah tidak bisa begitu saja ditiadakan, siksaan menahan diri untuk berpuas dengan apa yang ada di sini menjadi terlalu berat
YANG ITU
Benarkah demikian?
YANG LAIN
Memang benar demikian
YANG ITU
Tetapi tidak sama bukan, antara seorang dengan yang lainnya
YANG LAIN
Ya, benar.memang tidak sama.
YANG ITU
Bukankah itu hanya masalah iman seseorang saja
YANG LAIN
Boleh jadi demikian
YANG ITU
Jelas demikian. Seorang yang imannya kuat, pasti tak banyak terganggu hidup dengan cara apapun juga
YANG LAIN
Bagaimana dengan kesungguhan hati?
YANG ITU
Sama kukira. Orang yang memiliki kesungguhan hati yang kuat tak akan emmberikan dunia pikir dan ingatan. Serta dunia rasanya bertamasya kian kemari tanpa guna. Ia akan berpikir lurus dan bersih pada sikap hidup yang telah diputuskannya untuk dipilih, kemudian menghidupinya
YANG LAIN
Dan, kehidupan pasti lebih tenang
YANG ITU
Tentu saja. Apakah kau masih menyangsikannya?
Semua yang mendengar menggelengkan kepalanya, kemudian hening. Semua orang tengelam dalam pikirannya sendiri-sendiri.
Masuk dua orang yang ditugaskan patroli di luar mulut gua yang segera memberikan laporannya
SESEORANG
Bagaimana teman patroli, aman-aman saja di luar?
PATROLI I
Sampai saat ini benar demikian. Ada orang yang rupanya ditugaskan sebagai pencari lokasi, matanya celingkuan ke sana ke mari
SESEORANG
Apakah ada yang ia temukan? Ia curiga?
PATROLI 2
Tampaknya demikian karena ia lama berada di dekat mulut gua kita, berjalan bolak-balik seperti sedang mencari sesuatu.
SESEORANG
Celaka….hari-hari kita semakin dekat saja
SESEORANG
Ayo, kita bekerja lebih keras lagi agar cepat selesai. Kita harus bisa melawan mereka dengan seluruh kekuatan. Mereka akan mendapatkan gua ini hanya dengan membayar sangat mahal. Satu nyawa kita dua nyawa mereka
SESEORANG
tentu, kita akan melawan. Tetapi, sesudah itu? Boleh jadi kita akan emnang pada pukulan pertama dan kedua. Tapi, akankah kita menang juga pada pukula ketiga, keempat dan selanjutnya
SESEORANG
Bagaimana kalau kita juga dianugerahi gelar kebangsawanan itu. GPK. Anggota Gerakan Pengganggu Kebahagianan para pegusaha? Kita akan dihukum opini public yang mereka kendalikan dan arahkan.
Kita akan dibabi hutankan, wajib diburu dan tidak haram ditembak mati. Kematian kitasama sekali jauh dari terhormat, kematian kita sederajat dengan kematian tikus pemakan sampah di pasar-pasar. Nah, masih bersediakah kita untuk mati?
YANG LAIN
Celaka!!! Akan sedemikian rendahkah?
YANG LAIN
Sekarang belum. Tetapi hal itu sangat mudah dan bisa cepat terjadi, begitu pemegang opini public menganugerahi kita dengan gelar kebangsawanan itu, GPK!!!
YANG LAIN
Jadi, kita tak boleh melawan?
SESEORANG
Bukan begitu. Melawan itu baik, barangkali malah suatu kaharusan, sebab, bagaimana pun kita yang dirampok. Tetapi konsekuensinya begitu. Akhirnya akhir kita lah para mahlukyang paling berdosa, najis dan menjijikan!!!
SESEORANG
Tidak jadi masalah. Jadi apapun tak jadi mengapa. Toh, nanti sudah mati. Tak tahu lagi kita, apa kematian kita dihormati atau malahn diludahi. Kematian itu tetap sebuah kematian, tak ada bedanya bukan….
SESEORANG
Tragis bila demikian. Kita boleh saja mati terbunuh, tetapi mati demi sebuah cita-cita, bukan matinya seorang pencuri atau seorang pemerkosa yang dibantai massa.itu jelas ada bedanya
SESEORANG
Ide yang luar bisaa! Brilian, sangat briliyan! Saying hal itu tidak mungkin dilakukan. Yang berhak memberi gelar kebangsawanan di dalam masyarakat modern kita hanyalah para petinggi Negara. Para pemegang opini politik public, para orang kaya yang berwibawa, para pengusaha maju, kaum cerdik cendekia ataupun media massa.
Yang mana yang bisa kita manfaatkan, tidak ada bukan. Kita sama sekali tak mempunyai power untuk mempengaruhi salah satu dari mereka
SESEORANG
Jadi, kita akan bersikap seperti di masa lalu; diam dan mengalah!? Atau kita akan berbaik hati memberikan gua kita kepada mereka secara baik-baik dengan hati yang ikhlas seikhlas-ikhlasnya, begitukan?
SESEORANG
Kalau memang tidak ada jalan lain, mengapa tidak
SESEORANG
Pasrah bongkokan begitu saja diinjak-injak
SESEORANG
Dari dulu yang namanya rakyat jelata yan begitu itu. Tak pernah beda sejarahnya
SESEORANG
Tak boleh terjadi dong, hal semacam itu terjadi pada kita
SESEORANG
Jadi, kita akan melawan!?
SESEORANG
Bagus!!! Dan, bagaimana kalau terjadi hal yang tidak kita sukai itu
SESEORANG
Sebagai mayat, kita akan melakukan demo yang mengegerkan dunia
SESEORANG
Bagaimana caranya? Orang sudah mati kok mau bergerak demonstrasi?
SESEORANG
Setiap orang harus menulis proses berpikir kita selama ini. Bagaimana kita memutuskan untuk hidup di dalam gua ini, bagaimana kita memutuskan untuk mengikat kaki, serta bagaimana hidup sederhana jalani bersama. Bagaimana kita bersedia mati untuk mempertahankan milik kita yang terakhir. Hak mendirikan karton di dalam gua kita
SESEORANG
Luar bisaa. Kau yakin catatan setiap orang yang dibawa masing-masing ketika mati akan diarak orang sebagai bendera demonstrasi
SESEORANG
Jelas demikian, paling tidak bisa dimanfaatkan untuk membersihkan diri kita dari bahaya direkayasa menjadi sekedar anggota GPK. Berhasil tidaknya, itu urusan nanti, tak perlu kita pikirkan sekarang ini.
SESEORANG
Solusi yang sangat baik. Solusi yang ideal
YANG LAIN
Tampaknya demikian, aku setuju sekali dengan pikiran demo sesudah mati
YANG LAIN
Aku mau banget ikut demo, tapi demo sebelum mati
YANG LAIN
Sama saja, sama saja. Tak ada bedanya. Demo sebelum mati ataupun sesudah mati. Yang penting itu harus kita lakukan bersama
YANG LAIN
Kupikir tetap ada bedanya, demo sebelum mati kita masih akan menikmati hidup, sedang demo sesudah mati tentu sebaliknya
SESEORANG
Jangan dilupakan hasilnya. Demo sesudah mati pasti akan membawa akibat yang luar bisaa. Bumi akan tergetar dan seluruh dunia terpesona
YANG LAIN
Dan, kita mati!
SESEORANG
Kalau tidak sekarang, ya besok pasti kita mati, kalau tidak besok, ya lusa. Apa bedanya?
Dengan ditemukannya resep ‘Demo sesudah mati’ untuk melindungi diri dari rekayasa penguasa dicap sebagai sekedar anggota GPK yang patut dibasmi, orang-orang itu bekerja penuh semangat dengan wajah gembira. Mereka bekerja sambil teresnyum, menyanyi atau bersiul
SESEORANG (Menyanyi)
Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
SESEORANG (Menyanyi)
Phitik walik jambul, thuk
Sega golong mambu enthong
Monggo sami kondur, thuk
Weteng kula sampun kothong
Enake…e…nak,, sega liwet jangan terong
Enake…e…nak, sega liwet jangan terong
SESEORANG
Bisaanya kalau ada yang menyanyikan lagu itu langsung ada orang yang menyuruhnya berhenti. Sekarang tidak, aneh.
YANG LAIN
Tidak begitu aneh lagi. Rupanya setiap orang sudah rindu dan berpikir untuk pulang. Kini kesempatan pulang itu hampir terwujudkan, betapa harumnya nasi liwet jangan (sayur) terong telah merayap memasuki rongga hidung dan kerongkongan
YANG LAIN
Bisakah kita akan segera pulang?
YANG LAIN
Akan pulang kemanakah dikau?
YANG ITU
Tentu saja aku tak bisa pulang kemana-mana. Tetapi aku bisa pulang ke masa laluku, ke dalam mimpi-mimpiku. Itu sudah sangat berharga
YANG LAIN
Aku punya orang tua. Namun setelah sekian lama dan aku menjadi sedemikian tua, adakah mereka masih ada di dunia ini untuk menunggu kedatanganku kembali?
YANG LAIN
Aku hanya bisa pulang kembali kepada kebebasanku. Di dalam hati!!!
YANG LAIN
Aku pulang ke dalam mimpi, tak beda dengan kalian, hanya ke dalam mimpi. Tapi, aku bahagia. Amat bahagia
SESEORANG
Tak usah pulang kemana-mana. Marilah semuanya kita hadapi bersama-sama
BANYAK ORANG (Hampir serempak)
Setuju…. Ayo….. ayo…..
Di tengah kesibukan itu masuk ketiga orang kurir pencari berita: Gendut, Jangkung dan Kurus
SESEORANG
Ini saudara Gendut bertiga sudah kembali. Pasti membawa berita!
YANG LAIN
Hai Gendut, ada berita tentang suamiku? Sudah kawin lagi belum?
YANG LAIN
Rumah sendiri diserang orang, masih ribut memikirkan suami yang dulu. Kasihan benar engkau ini.
YANG LAIN
Bagaimana aku tidak teringat suamiku. Dua kali aku digusur dan diusir bersama dia. Sekarang ketika kita akan digusur lagi, tentu saja aku teringat kepadanya.
SESEORANG
Sudahlah, jangan ribut sendiri!!! Nah saudara Gendut, Jangkung dan Kurus. Kami siap mendengarkan berita yang lebih buruk lagi jikalau memang hanya itu yang ada.
SI GENDUT
Maaf jika kami tidak bisa menyajikan berita yang lebih baik.
SESEORANG
Tidak usah sungkan-sungkan lagi, silakan. Sampaikan pada kami berita apa saja yang saudara punya.
SI JANGKUNG
Ternyata manusia-manusia busuk itu telah memulai serangan mereka!
SESEORANG
Benarkah? Sedemikian teganya pemerintah membiarkan saja semuanya terjadi
YANG LAIN
Timbul korbankah?
SI GENDUT
Tak terhitung jumlahnya. Banyak sekali.
YANG LAIN
Perempuan, anak-anak?
SI KURUS
Perempuan dan anak-anak berjalan kian kemari di jalanan, dalam gerimis deras, dalam panas yang terik, tak ada tutup kepala walau hanya secarik
SESEORANG
Sudah gila semua. Sudah sakit yang tega. Dan, pemandangan seperti itu mereka biarkan terjadi?
YANG LAIN
Kok bisa sampai begini. Bagaimana asal mulanya….?
YANG LAIN
Benarkah itu semua dosa rakyatmu?
SESEORANG
Kalau kau sediakan bagi mereka pekerjaan yang layak, serta pendapatan yang layak, tidak akankah mereka mempunyai sebuah rumah yang layak!?
YANG LAIN
Benar sekali, rumah layak yang tak seorang pun manusia bisa menggusur, tak satu pun kekuatan bisa mengusir
YANG LAIN
Tetapi apakah kau sediakan itu, apakah kau persiapkan rakyatmu untuk menjadi rakyat terhormat yang engklau sendiri tak bakalan mampu tidak menghormatinya?
YANG LAIN
Seandainya bisa. Siapakah orangnya yang tidak mau berbenah diri agar tidak digusur, siapakah orangnya yang tidak ingin menjadi layak, terhormat secara layak sehingga tak mungkin diusir!?
SESEORANG
Nah, bekerjalah yang baik, sebaik-baiknya dan berendah hatilah agar Tuhan yang maha esa benar-benar mencintai dan menunjukmu menjadi seorang pemimpin yang dirahmati sejuta kesuskesan. Siapkan pekerjaan bagi rakyatmu. Siapkan upah yang adil, maka mereka akan tinggal di rumah batu, rumah yang tak mungkin engkau sendiri mampu menggusurnya.
SI GENDUT
Mereka memanggil seorang ahli, seorang veteran perang Vietnam
SESEORANG
Seorang veteran perang Vietnam? Apa maksudnya? Lalu, buat apa?
YANG LAIN
Aah, mereka pasti mau sebuah kerja cepat tanpa membuang banyak tenaga.
SI JANGKUNG
Saudaraku benar. Memang itulah maksud mereka
YANG LAIN
Lalu apa yang terjadi?
SI KURUS
Banyak hal mengerikan telah terjadi. Yang jelas menguap baud aging panggang dari dalam bumi, meremangkan bulu roma!!!
SESEORANG
Bagaimana hal semacam itu bisa terjadi? Apakah mereka membakar kehidupan?
SESEORANG
Jauh dari negerinya sendiri. Pentagon membuat perang yang mengerikan dan tidak di Amerika latih, tidak di Eropa. Tetapi di Asia. Pentagon mempergunakan bom Napalm, membakar manusia
SESEORANG
Mereka hanya mencipta pesawat terbang dan alat perang. Mereka berhak merusak segala hal yang mereka ciptakan sendiri. Tetapi berhakkah mereka menghancurkan hidup manusia? Mereka bukan pencipta manusia, apalagi hidup dan kehidupan. Mereka tak pernah mampu menciptakannya.
SESEORANG
Dan mereka memanfaatkan tenaga seorang veteran perang Vietnam? Mereka mempergunakan kebiadaban mesin pembunuh Amerika!?
SI GENDUT
Demikianlah yang terjadi. Kita rakyat jelata tak mampu apa-apa.
SESEORANG
Mereka baker saudara-saudara kita. Sungguh gila, sungguh edan!!! Apakah hal semacam ini akan terus didiamkan saja!?
YANG LAIN
Tetapi apakah yang bisa kita lakukan?
SI KURUS
Tampaknya memang tak ada.
SESEORANG
Tidak ada? Hal buruk semacam itu terjadi dan kita tidak bisa melakukan apa-apa?
SI JANGKUNG
Jumlah pasukan hitam-hitam para cukong berduit terus bertambah. Dan, karena jumlah para cukong pun bertambah, kini jumlah pasukan itu nyaris tak bisa dihitung.
SI GENDUT
Kabarnya jauh melebihi jumlah seluruh anggota alat Negara kita, jauh melebihi anggota TNI, AURI, ALRI dan ADRI ditambah dengan seluruh anggota kepolisian Negara.
SESEORANG
Apakah itu benar? Gila! Edan! Edan!
YANG LAIN
Mau apa para pengusaha itu, para cukong berduit itu, membangun pasukan bayangan yang tak bertanggung jawab kepada hokum sebesar itu?
YANG LAIN
Mereka membom Napalm manusia dan tak ada jari-jemari hokum yang mencoba mejeratnya
SESEORANG
Sudahlah. Sudahlah saudara-saudara. Kurangi sedikit kemarahan saudara agar kita bisa membicarakan dengan lebih bijak apa yang akan kita lakukan sekarang. Kita teruskan perjuangan kita dengan gerakan demo sesudah mati, atau bagaimana?
SESEORANG
Tentu saja kita lanjutkan perjuangan ini. Jangan kelewat mudah ragu
SESEORANG
Saya rasa kita sudah sangat terlatih kalau hanya harus menguasai keraguan kita, sebab selama ini bukakah kita tak pernah boleh ragu!?
YANG LAIN
Untuk tidak ragu-ragu, kiranya tak terlalu sulit, namun menggarami lautan, adakah itu tindakan bijak?
YANG LAIN
Siapa yang menggarami lautan, tidakkah aku salah paham?
YANG LAIN
Melawan Napalm!? Kita hanya membawa bamboo runcing dan kita harus melawan Napalm, api sangat panas yang bagaikan naga berkobar-kobar itu.
YANG LAIN
Jadi, kita sudah ketakutan sebelum mulai?
SESEORANG
Jangan terlalu menghina diri sendiri. Sejak awal kita sudah siap berjuang, bertempur melawan pasukan hitam-hitam yang kabarnya amat ganas itu. Sejak awal kita siap mati melawan mereka, bahkan seandainya kita dianugerahi gelar kebangsawanan GPK. Sejak awal kita bahkan sudah siap untuk melakukan demo sesudah mati. Tidak ada seorang pun kah yang masih ingat niat kita itu?
BANYAK ORANG (Hampir serempak)
Ya, kita semua masih ingat!!!
YANG ITU
Nah, rupanya masih banyak saksinya, saksi atas niat luhur dari kita sendiri. Syukurlah bila demikian!!! Tetapi, coba sekarang kita pikirkan kehebatan bom Napalm itu. Satu saja dilontarkan ke dalam mulut gua kita maka seisi gua termasuk kita akan menjadi karang abang, terbakar tanpa sisa. Semangat perjuangan ini akan lenyap tak berbekas sama sekali. Lalu apa gunanya semua ini!?
SESEORANG
Jelas keraguan! Yang telah muncul keraguan!!
SI GENDUT
Sedikit berhati-hati tak apa dalam berbicara. Kurasa itu bukan keraguan, namun akal sehat, pikiran waras, kebijaksanaan.
SESEORANG
Boleh saja disebut begitu. Siapa tidak tahu, keraguan adalah saudara kandung kebijaksanaan.
SESEORANG
Bagi yang suka berpikir negative, ya silakan saja. Tetapi yang penting, apayang telah diutarakan tadi benar adanya. Di sini semangat perlawanan tak pernah mengendur, hanya sebaiknya jangan dilupakan bahwa keberanian dalam peperangan bukan berarti niat bunuh diri. Keberanian tak ada gunanya bila semangatnya hanya untuk membunuh diri sendiri saja.
SESEORANG
Menghadapi bom Napalm memang harus ekstra hati-hati. Apabila bom ini sengaja dipergunakan untuk membumi hanguskan gua-gua maka berdiam diri di dalam gua sungguh kelewat berbahaya, sama sekali tak ada gunanya.
SESEORANG
Jadi, kita sepakat untuk membatalkan niat memeprtahankan diri itu!?
YANG LAIN
Entahlah, tapi mau gimana lagi!?
YANG LAIN
Melawan Napalm, bamboo runcing terlampau sia-sia begitu.
YANG LAIN
Ini bukan David melawan Goliath. Tetapi David melawan matahari
YANG LAIN
Tak ada manfaatnya, kita hanya akan langsung mati celaka, tanpa sedikit pun bisa menghindarinya
SESEORANG
Nah, jelas sudah semua orang mneyetujui untuk membatalkan niat melawan si Vietnam yang bersenjata bom Napalm itu.
SESEORANG
Dia memakai helikopter, jelas paling tidak kita butuh tank yang supercanggih untuk melawannya
YANG LAIN
Jadi, bukan bamboo runcing ya….!?
SESEORANG
Jelas bukan bamboo runcing. Bukan bamboo runcing!!!
SESEORANG
Baiklah, bila memang demikian. Lalu apa yang akan kita lakukan?
SESEORANG
Itulah yang harus kita bicarakan. Apa yang masih bisa kita lakukan….
YANG LAIN
Jangan sampai kita tidak melakukan apa-apa
YANG LAIN
Bukan hanya memalukan diceritakan pada anak cucu, tetapi seolah kita sudah mencapai titik minus sebagai manusia.
YANG LAIN
Tepat sekali. Jangan sampai kita tidak melakukan apa-apa.
YANG LAIN
Kau mau bilang tidak ada harganya lagi sebagai manusia, begitu. Bahkan bilai nol pun gagal kita capai?!!
SESEORANG
Tepat sekali!!!
YANG LAIN
Tetapi, apa yang bisa kita lakukan? Dan bagaimana cara melakukannya!?
SESEORANG
Kita cari saja rumah si Cukong berduit yang memerintahkan pembumi hangusan ini, lalu kita serbu. Terhadap rumahnya sendiri tak bakalan ia pergunakan kesaktian sang veteran perang Vietnam itu bukan!?
YANG LAIN
Benar sekali, tak mungkin ia akan membakar rumahnya sendiri.
SESEORANG
Saya rasa besok-besok masih bisa kita bicarakan, langkah apa yang akan kita lakukan. Ini tidak mudah!
SESEORANG
Kiranya baik begitu. Sekarang yang terpenting, kita harus segera berbenah dan cepat meninggalkan gua kesayangan ini. Sedikit saja kita terlambat, bisa fatal akibatnya
YANG LAIN
Sedikit telat, kita akan jadi tumbal hotel dan vila-vila orang kaya.
SESEORANG (Menyanyi)
Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
Wakul nggelempang segane dadi sak latar
SESEORANG
Gundul-gundul paculmu itu tak pernah ada manfaatnya
YANG ITU
Itulah sebabnya, aku nyanyikan terus-terusan….
SESEORANG
Lagu yang mengisahkan seseorang yang kelewat sombong. Dan oleh kesombongannya itu akhirnya ia mendapat malu, tercemar karena tingkah lakunya sendiri.
YANG ITU
Benar sekali, tetapi zaman ini berbicara lain, orang yang sombong, seperti para cukong berduit itu, toh mendapat kemuliaannya. Bertambah kotor pekerjaan yang ia lakukan, bertambah mulia namanya, bertambah besar dirinya, serta bertambah banyak kekayaannya.
SESEORANG
Itulah sebabnya, lagu itu kau nyanyikan tanpa henti
YANG ITU
Karena sedemikian menyakitkan, sedemikian menyedihkan, sedemikian ironis dan sebenarnya sedemikian membuat aku marah
YANG LAIN
Betapa menyakitkan, mutiara kebijaksanaan leluhur kita bisa dibolak-balik seenaknya sendiri oleh para pengusaha kacau balau itu, cukong-cukong yang sama sekali tak punya tanggung jawab kemaysrakatan.
YANG ITU
Terkadang aku bertanya kepada diri sendiri, mengapa Tuhan yang maha perkasa membiarkan semua ini terjadi. Orang-orang kuat perkasa bermain di atas nasib orang-orang kecil,lemah dan kelaparan. Bila Tuhan menghendaki, betapa mudahnya Dia menghukum orang-orang keji ini hanya dnegan sebagian sangat kecil dari hembusan napasnya. Namun, Tuhan tidak menghendaki untuk segera menghukumnya.
Entahlah, kita hanya mahluk ciptaannya yang kelewat jauh dari sempurna sehingga tentu saja tak bakalan mampu memahami segala ketentuanNya.
SESEORANG
Kelihatannya kali ini pun kita harus mengalah dengan total. Apa yang bisa kita lakukan menghadapi orang yang dijaga pasukan hitam-hitam sedemikian kuat? Lebih baik kita menghindar
SESEORANG
Akhirnya menghindar juga pilihan saudara. Apakah itu tidak terlalu memalukan?
SESEORANG
Tidak! Yang seharusnya malu bukan kita…
SESEORANG
Memang benar, yang seharusnya malu tentu pemerintah kita. Sedemikian besar dan kuat, serta pernah sedemikian menakutkan. Tetapi, tidak menakutkan siapa-siapa, selain menakutkan bagi rakyatnya sendiri. Pencoleng dan bandit justru mendapat angina untuk bekerja sama dengan penguasa.
Celakanya, ketika rakyatnya digusur dan diusir sehingga berkeliaran bagai gelandangan di jalan-jalan, pemerintah tak mampu melindungi dan menolong rakyatnya. Betapa malunya pemerintah semacam ini…
SESEORANG
Oh guaku, oh karton-kartonku…
YANG LAIN
Kami terpaksa meninggalkanmu
YANG LAIN
Untuk apa kita selama ini menahan diri dengan diam di sini
YANG LAIN
Jika pada akhirnya dari sini pun kita diusir pergi
SESEORANG
Mungkin nenek moyang kita memang bangsa pengembara sehingga mereka suka melihat kita seperti sekarang ini. Tak pernah mereka berdoa keapda Tuhan agar anak cucu mereka selamat dari bahaya pengusiran dan penggusuran
YANG LAIN
Mereka justru gembira melihat kita diusir maksudmu dan kembali ke jalanan
SESEORANG
Saya rasa tak salah perkiraan semacam itu
Tiba-tiba masuk dua orang petugas patroli, bergegas memberikan leporannya
SESEORANG
Ada laporan apa kalian sedemikian tergesa-gesa? Cepat katakan!?
PATROLI 1
Para pembantai manusia gua telah sampai di gua hijau, yang hanya berjarak setengah kilometer dari sini. Mereka membawa pesawat helikopternya dan melempar drum Napalm-nya yang langsung menggelinding masuk ke dalam gua. Jerit tangis terdengar sekejap, tapi kemudian sepi, tinggal asap daging panggang membumbung ke angkasa.
PATROLI 2
Sebenarnya mereka akan terus kemari membumi hanguskan gua kita. Tetapi mereka malah berputar balik dan pergi menjauh…
SESEORANG
Pasti mereka hanya kehabisan amunisi. Untung hari sudah gelap. Bila tidak, hari ini kita pasti sudah kehilangan gua kita, atau malahan sekaligus kehilangan nyawa kita
SESEORANG
Bagaimana sekarang?
SESEORANG
Rupanya tak ada lagi pilihan bagi kita, kecuali kembali ke kehidupan yang lalu, mengukur jalanan.
YANG LAIN
Aku tidak rela. Sungguh, aku tidak rela
YANG LAIN
Siapakah orangnya yang rela hidupnya diperhinakan? Tidak ada!
YANG LAIN
Tetapi, kita? Tetapi, kita membiarkan saja diri kita dijadikan bulan-bulanan penghinaan…
SESEORANG
Sebenarnya kita sudah cukup berusaha, tetapi apa daya… memang hanya demikianlah nasib kita….
YANG LAIN
Kamu rela dikembalikan lagi ke jalanan?
YANG LAIN
Tak ada seorang pun dari kita yang rela
YANG LAIN
Aku sudah bosan kepanasan di siang terik dan kedinginan di malam hujan. Tubuhku sudah renta, tak kuat lagi aku menahan itu semua.
SESEORANG
Maafkanlah aku, sungguh tak mampu membantumu
Masuk petugas penjaga 1 yang langsung melapor
PETUGAS 1
Saudara-saudara, kita berhasil menangkap seorang mata-mata!!!
SESEORANG
Mata-mata?
YANG LAIN
Mata-mata…. Mata-mata….
YANG LAIN
Mata-mata… bagus. Menangkap mata-mata!!!
SESEORANG
Cepat bawa kemari mata-mata itu. Kita periksa rame-rame
Petugas penjaga keluar lagi
YANG LAIN
Interogasi!
YANG LAIN
Jelas, interogasi!!! Nanti dikiranya kita tak bisa melakukannya!!!
YANG LAIN
Hanya perlu membentak
YANG LAIN
Mata melotot
YANG LAIN
Memukul
YANG LAIN
Meneror
YANG LAIN
Pokoknya kita takuti hingga habis nyalinya
YANG LAIN
Roboh kepercayaan dirinya
YANG LAIN
Rontok kepribadiannya
YANG LAIN
Ludes si manusia sejati
YANG LAIN
Dia pasti mengaku
YANG LAIN
Harus mengaku
YANG LAIN
Tak peduli benar atau salah
YANG LAIN
Wajib mengaku
YANG LAIN
Biar ia suci bagai bayi. Sungguh aku tak tahu menahu!
YANG LAIN
Interogasi tak butuh itu
YANG LAIN
Tidak peduli!!!
YANG LAIN
Interogasi hanya tahu, siapapun mengaku, yang terkapar di meja interogasi
SESEORANG
Sudahlah, jangan berlebihan saudara-saudara
YANG LAIN
Tak ada yang berlebihan, interogasi tak pernah berlebihan
YANG LAIN
Interogasi selalu apa adanya!
Petugas jaga 1, 2 dan 3 masuk membawa tawanan. Mereka yang di gua segera memberikan respon bengis, pedang mengancam hidup di tawanan. Seseorang mengancamnya dengan sebuah tombak yang sangat panjang, hampir setengahnya panjang panggung atau 4-5 meter
SESEORANG
Apa maumu memata-matai kami!?
TAWANAN
Maaf… maaf. Saya bukan mata-mata.
YANG LAIN
Enak saja, sudah jelas mata-mata masih mengaku bukan…!
YANG LAIN
Enak saja, sudah jelas bukan, masih mengaku juga!!
YANG LAIN
Interogasi! Cepat, interogasi!!!
YANG LAIN
Lha ini kita kan sedang melakukan interogasi?
YANG LAIN
Kenapa tidak memukul!?
YANG LAIN
Tak ada interogasi tanpa mukul, nendang. Ayo interogasi!
YANG LAIN
Sebentar, sebentar. Akan sampai ke sana…
YANG LAIN
Cepat pukul. Pukul!!!
YANG LAIN
Jambak, hantamkan kepalanya ke lantai!!
YANG LAIN
Listrik…listrik. Butuh kabel listrik untuk nyetrum!
YANG LAIN
Bensin….
YANG LAIN
Setuju… bensin….bensin.
SESEORANG
Sabar saudara-saudaraku, kita jangan biadab seperti dunia yang kita tinggalkan
YANG LAIN
Tapi, kita butuh mata-mata!
YANG TADI
Ya, kita butuh mata-mata!!
YANG LAIN
Untuk kita interogasi!!!
YANG TADI
Untuk kita minta dia punya informasi
YANG LAIN
Pakai interogasi!!!
YANG TADI
Silakan, silakan. Tapi tak perlu setrum, tak perlu api.
YANG LAIN
Bagaimana mau dapat informasi?
TAWANAN
Maaf, aku sungguh bukan mata-mata, aku orang bisaa, rakyat negeri ini!!
YANG LAIN
Kau pikir kami siapa? Bukan rakyat negeri ini!!?
TAWANAN
Aku tidak berpikir apa-apa. Kalau butuh mata-mata, lelaki berkemeja kotak-kotak yang tadi berjalan di belakangku, dia mata-mata….
PETUGAS JAGA 1
Tak usah aneh-aneh, orang itu sudah kami tangkap. Buktikan saja kamu bukan mata-mata!!!
TAWANAN
Caranya bagaimana. Harus bagaimana membuktikan aku tak bersalah!?
YANG LAIN
Potong tanganmu, kakimu!!!
TAWANAN
Seribu kali pun aku nyatakan, tuan-tuan tak bakal percaya. Bagaimana?
YANG LAIN
Potong kepalamu, kalau sudah menggelinding kami akui kau tak bersalah!!!
TAWANAN
Aku berkata jujur tuan, orang berkemeja kotak itu yang mata-mata!!
PETUGAS JAGA 2
Jangan bersilat lidah, orang itu jelas bukan mata-mata
SESEORANG
Coba petugas jaga, bawa orang itu kemari!
PETUGAS JAGA 3
Di sini saudaraku, orang itu ada di sini
Petugas jaga berjalan ke depan membawa tawanan kedua
SESEORANG
Benarkah engkau mata-mata
YANG LAIN
Dia pucat seperti kita, pasti dia penduduk gua.
YANG LAIN
Mosok sepucat itu jadi mata-mata!?
YANG LAIN
Pasti! Dia mata-mata, tak mungkin dia bukan mata-mata!!!
YANG LAIN
Tentu, dia kan tawanan kita. Jelas mata-mata.
YANG LAIN
Mata-mata! Mata-amat!!
TAWANAN 2
Biar kupenggal kepalamu tak akan percaya kamu. Aku bukan mata-mata!
YANG LAIN
Kurang ajar! Bangsat tujuh turunan!! Kau bilang apa!!!
TAWANAN 2
Biar kupenggal kepalamu, kau tak akan percaya!!! Kenapa!? Ada yang keliru!? Kalian kan hanya butuh orang untuk pemalpiasan dendam kalian!? Benar? Baiklah, mengapa tidak… mengapa tidak!? Kalian toh bukan kesatria, lebih-lebih bukan ksatria turunan Pandu Dewanata, bukan Samiaji, atau Yudhistira. Kalian berhak punya dendam, sah-sah saja. Aku juga punya dendam!!! Hmmm…. Aku harus mati buan!? Lakukan saja, jangan ragu-ragu!!! Tapi sebelum kalian membantaiku, lebih dahulu aku…. Terpaksa membunuh barang lima dampai sepuluh orang diantara kalian. Percuma pangkat GPK yang dianugerahkan kepala lascar kepadaku., bila aku tak mampu memenggal lima saja kepala kalian!!!
YANG LAIN
GPK!!!
YANG LAIN
GPK, dia GPK!
SESEORANG
Kiranya saudaraku anggota GPK yang kesohor itu. Silakan, silakan saudaraku.
YANG LAIN
Selamat datang tuan GPK
YANG LAIN
Selamat datang saudara GPK
SESEORANG
Kami sangat terkesan dengan perjuangan Anda dan teman-teman, God Bless You Mr. GPK
YANG LAIN
Luar bisaa, kita kedatangan saudara GPK, suatu kehormatan. Terima kasih, terima kasih saudaraku GPK
SESEORANG
Dan dia (Menunjuk tawanan 1) Tak sangsi lagi, dialah mata-mata!!
YANG LAIN
Tak sangsi lagi, dialah mata-mata!
TAWANAN 2
Lima kilometer dari sini. Sauadar-saudara segua, hangus bagai daging panggang. Dia pembwa sopir helicopter Napalm itu!!!
YANG LAIN
Mata-mata!!!
YANG LAIN
Edan aku, bila dia bukan mata-mata
YANG LAIN
Ayo kita sate!
YANG LAIN
Kita rajam!
YANG LAIN
Bensin, bensin….!
TAWANAN 1
Ampun, saya hanya mencari makan untuk anak istri saya. Maafkanlah saya, ampuni saya
YANG LAIN
Mencari makan anak istri!!!
SESEORANG
Tahukah kau, bukan makanan halal yang kau suapkan pada anak istrimu!?
YANG LAIN
Kau hidup dari kematian kami, drakula!!!
YANG LAIN
Hidup anak binimu dari daging kami, darah kami, nyawa kami.
SESEORANG
Kehidupan bukan milikmu, bukan ciptaanmu. Anakmu sendiri pun darah dagingmu, tak berhak engkau membunuhnya. Apalagi yang bukan milikmu!!!
YANG LAIN
Kau bawa helicopter Napalm membunuhi kami!!!
SESEORANG
Sebagai mata-mata, meski tidak langsung engkaulah salah satu pembunuhnya
TAWANAN 2
Berapa orang kau tahu yang kaubumihanguskan dalam guaku? Dua puluh tujuh orang dewasa dan lima anank-anak.
YANG LAIN
Tak ada ampun lagi bagimu, kecuali…. (Menggorok leher sendiri dengan tangan)
YANG LAIN
Ayo saudara, kita cari bensin
TAWANAN 2
Sabar saudaraku, kita jangan terburu nafsu
YANG LAIN
Saudaraku GPK punya pertimbangan tertentu?
TAWANAN 2
Ya, kalau aku diizinkan mengutarakan pendapatku
SESEORANG
Tentu saja saudaraku. Pada kami, mata-mata ini belum merugikan, belum menimbulkan kerusakan. Tetapi pada saudaraku GPK, ia telah membuat dosa yang tak mungkin dimaafkan, sedemikian banyak saudara-saudaraku GPK gugur, hangus dibom Napalm olehnya.
TAWANAN 2
Hanya aku seorang yang luput dari maut
YANG LAIN
Hukumlah dia olehmu saudaraku, silakan.
YANG LAIN-LAIN
Benar. Silakan, silakan. (Ramai, tidak koor)
TAWANAN 2
Kita perlu pakaiannya, telanjangilah. Besok pagi kita tinggalkan ia di sini. Bila gua ini di bom biarlah ia menebusnya, ia akan hangus seorang diri menjadi arang.
TAWANAN 1
Ampunilah aku, ampunilah aku…
TAWANAN 2
Bersama pakaiannya yang utuh kita kirimkan abunya kepada cukongnya
YANG LAIN
Kita kirimkan saja ke Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia
YANG LAIN
Bagaimana kalau kita kirimkan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan?
TAWANAN 2
Mungkin tak ada buruknya mengirimkan kesana. Kita pikirkan nanti, kemana bangkainya kita haturkan.
SESEORANG
Kita bisa mengirimkannya kemana saja. Yang penting sekarang kita harus mempersiapkan diri kita untuk pergi, sebelum terlambat!
TAWANAN 2
Benar saudaraku, hari hampir pagi
YANG LAIN
Bagaimana dengan dia?
SESEORANG
Kita ikatkan ke pohon berita, biarlah menjadi berita yang terakhir
Tawanan 1 segera ditelanjangi, sisa celana dalamnya saja, kemduian diikat ke pohon berita. Kemudian, para penghuni gua itu mempersiapkan diri
SESEORANG
Azan subuh sudah terdengar. Ayo kita harus keluar dari gua ini
tak terdengar jawaban
SESEORANG
Ayo, jangan ragu saudaraku….
SESEORANG
Menuju jalanan
SESEORANG
Untuk selama-lamanya
SESEORANG
Sampai akhir hayat kita
SESEORANG
Ikhlaskan lah hatimu karena kebebasan ada di dalamnya
SESEORANG
Kita bisa hidup dimana saja
SESEORANG
Tempat yang ciut pas di hati kita, tempat yang sesak pas juga di hati kita
SESEORANG
Salahkah apa yang kukatakan?
Orang-orang menggelengkan kepalanya, namun tidak beranjak dari tempatnya. Kemudian, perlahan fade out. Hening. Hingga lama meski panggung dan auditorium gelap guilt, masih terdengar isak tangis yang lembut…. Isak tangis yang lembut….
TAMAT
Yogyakarta, 2003
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar