Sabtu, 10 April 2010

Lakon
ANTIGONE
Karya Sophokles


DRAMATIC PERSONAE

ANTIGONE
ISMENE
PADUAN SUARA WAKIL RAKYAT THEBES
CREON; Raja Thebes
KAPITAN; Pengawal
HAEMON; Putra Creon
EURIDICE; Istri Creon
TEIRISIAS
PEMBAWA WARTA I
PEMBAWA WARTA II



PROLOGOS

ANTIGONE
Ismene, saudariku! Beginilah warisan Oidipus kepada kita. Dewa telah melimpahkan unggun penderitaan pada kita. Duka demi duka dan terhina semakin terhina – Dan kita ditambah pula dengan peraturan raja yang….Apakah kamu sudah tahu? Atau barangkali kamu belum sadar bahwa ada musuh menyusun rencana

ISMENE
Tak ada warta buruk atau baik sampai ke telingaku, Antigone. Sejak kedua saudara kita wafat, tak ada kudengar apa-apa. Ah, ya, sejak mundurnya tentara Argos semalam, tak ada berita tentang jenazah kedua saudara kita yang telah gugur bersama

ANTIGONE
Itu sudah kuduga. Itulah sebabnya aku tarik kami kemari. Keluar istana, supaya bisa lebih bebas bicara.

ISMENE
Ada sesuatu dalam pikiranmu. Katakanlah!


ANTIGONE
Creon sang raja memutuskan untuk memperlakukan kedua jenazah saudara kita secara berbeda. Jenazah Eteocles, ia makamkan dengan penghormatan yang lengkap, dengan upacara yang gemilang, ia antarkan sukamnya ke neraka. Tetapi untuk jenazah Polyneicies yang malang, ia kenakan larangan untuk menguburnya. Harus dibiarkan terkapar tanpa diratapi, tanpa pemakaman, menjadi mangsa burung-burung padang belantara. Kamu dan aku tak berdaya apa-apa.
Dan kini Creon sendiri tengah bersia-siap keluar istana untuk memimpin sendiri pelaksanaan pengumumannya. Jangan kamu kira ia Cuma setengah-setengah saja – hukuman untuk pelanggaran sudah tentu hukuman mati – dilempari batu sampai mati. nah, camkanlah, Ismene, saudariku. Kamu berdarah bangsawan! kamu harus membuktikan keaslian bulumu nanti, bila ada harga dirimu.

ISMENE
Oh, saudariku yang bergelora, Antigone. Dalam hal ini apa yang mesti aku lakukan?

ANTIGONE
Sekedar renungkanlah – seandainya kamu mau membantuku

ISMENE
Melakukan apa? Apakah rencanamu?

ANTIGONE
Membantuku mengurus jenazah

ISMENE
Kamu akan mengubur jenazah itu? Itu dilarang!

ANTIGONE
Ia saudaraku, juga saudaramu. Niat telah kutetapkan. Kamu uruslah dirimu sendiri!

ISMENE
Tapi Creon telah melarang….

ANTIGONE
larangan Creon tidak pada tempatnya. Ia saudaraku. Aku akan menguburnya!

ISMENE
Ya, dewa! Apakah kamu sudah lupa, betapa ayah ditindas, dihina dan meninggal dunia? Betapa ia bertanya dan mengungkapkan dosanya? Kemudian menusuk kedua matanya sendiri hingga buta?
Dan lalu Jocasta, yang menjadi istri sekaligus ibunya sendiri itu, mati gantung diri!? Selanjutnya, kedua saudara kita, bertengkar, berperang dan saling berbunuhan. Dan kini, kamu dan aku, tinggal sendiri. Betapa sempurnanya kemalangan kita, apabila akhirnya kedua kita binasa karena melanggar undang-undang kepala Negara.
Antigone, ingatlah, bukankah kita ini wanita? Apa daya melawan pria? Di dalam keadaan gawat dan darurat, pria terkuatlah yang mengatasi suasana. Kita mesti patuh pada perintahnya, betapapun keras kedengarannya – maka sementara memohon pengertian kepada yang wafat, menyesal karena harus menahan diri dalam berbuat, aku akan menyesuaikan diriku dengan perintah pihak atasan. Apa guna mempertaruhkan nyawa secara sia-sia?

ANTIGONE
Jangan kamui kira aku memaksamu. Sesungguhnya, aku pun akan menolak bantuanmu andai kamu menawarkannya. Telah kamu atur ranjangmu. pergunakanlah kesejahteraanmu. Aku akan mengubur jenazah saudara kita. Aku siap menghadapi maut bila itu akibatnya. Seandainya ini dianggap kejahatan, maka inilah kejahatan yang diperintahkan para dewa.
Setelah itu baru aku bisa menghadapi saudara kita sebagai teman dan bisa tahan memandang wajahnya. Kenapa aku tak memilih berbankti pada yang mati? Adalah keabadian di dunia sana. Sekarang. terserah. kepadamu bila kamu ingin lupa pada agama.

ISMENE
Tak akan lupa aku pada agama. namun aku tak berdaya menghadapi aturan negara

ANTIGONE
Itulah alasanmu. baiklah, selamat tinggal. Aku akan gali kubur buat saudara yang sangat kita cintai

ISMENE
Antigone, saudariku. Aku khawatir akan keselamatanmu

ANTIGONE
Jangan repot-repot memikirkanku. Selamatkan lehermu sendiri

ISMENE
setidak-tidaknya, berjanjilah untuk bertindak dengan penuh rahasia. Aku pun akan merahasiakannya.

ANTIGONE
Demi para dewa, jangan kau berbuat begitu. Kamu akan dapat celaka bila ketahuan menyimpan rahasia. Jadi, tak perlu kamu kunci mulutmu

ISMENE
Kamu penuh semangat kedengarannya

ANTIGONE
Karena aku akan menolong ia yang sangat butuh pertolongan

ISMENE
Aku berharap kamu berhasil meskipun tak mungkin rasanya

ANTIGONE
Apakah aku harus rubah niatan lantaran kau bilang tak mungkin?

ISMENE
Apa yang tak mungkin, janganlah dicoba

ANTIGONE
bila itu pendirianmu, aku kecewa terhadapmu, demikian pula almarhum saudara kita. Ah, baiklah kita berpisah baik-baik. Aku akan menempuh jalan kenekatanku. Akan kutanggung semua akibat. Tak ada kematian yang lebih mulia daripada mati membela kebenaran

ISMENE
Baik, pergilah.Aku terpaksa berkata: Kamu setia namun tidak bijaksana


PARADOS

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Akibatnya lewat sudah….

PADUAN SUARA
Hati yang berdarah, barisan argos kalah
Kuda mereka resah, membawa hati yang patah

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Dengan Polyniecies mereka bersekutu, pendekar putra Oidipus itu
Bagaikan rajawali menyerbu, sayap terpentang dan menderu
Darah dicakar napas memburu, menggempur Thebes kotaku!

PADUAN SUARA
Tapi Thebes bagaikan ular, mendesis dan menjalar, membela gerbang yang dibakar

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Zeus, sang dewata diraja, membenci insane yang deksura
Ia yang ingin berkaok jaya ditembok kota, disambar hancur oleh kilatnya

PADUAN SUARA
Hangus dijilat lidah api, terhempas ke bumi

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Kutukan dahsyat dari Zeus sang dewata
bertubi-tubi datangnya, menimpa pada lawan kita

PADUAN SUARA
Tujuh pendekar menyerang tujuh gerbang
Kita usir, kita kejar, kita tombak, kita pedang

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Bertumpuk-tumpuk senjata mereka tinggalkan
beserta budak belian dan kereta, menjadi sajian dewata kita

PADUAN SUARA
Dan, nun digerbang utara, eteocles dan Polyneicies; dua bersaudara
saling bertanding mengarah nyawa dan gugur dua-duanya

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Tapi kini lewatlah sudah….
Kemenangan telah berada di tangan. Sekarang kita menari, menari


EPISODION I

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Wahai Creon yang datang tergesa, Anda adalah penguasa Negara
Di wajah Anda nampak ada maksudnya, sudah jelas Anda ingin bicara

CREON
Rakyatku, Negara kita baru saja melewati prahara. Tetapi dewata telah menuntun kita pada kemenangan. Kenapa aku panggil kamu? Sebab aku tahu bahwa kamu telah bersikap setia pada Latus, raja Thebes yang dulu dan sesudah itu. Ketika Olimpus, putera Laius menolong Negara tapi kemudian kembali mengacaukannya, kamu pun selalu menunjukkan keteguhan menempuh jalan tengah.
Nah, sekarang Laius dan Oidipus telah wafat. maka berdasarkan adapt istiadar, aku telah mewarisi tahta. Penguasa baru bisa dinilai setelah ia mempergunakan kekuasaannya. Aku tidak menghargai raja diberi kuasa tapi ragu-ragu dalam mempergunakannya untuk maksud yang baik. Bukanlah watak saya untuk bersikap jinak dan menghindari persoalan. Aku bukanlah orang yang akan duduk tenang-tenang sementara Negara terlanda kekacauan. Demikian pula, aku bukan jenis orang yang lemah atas lawan Negara. Dewa menjadi saksi bahwa aku senasib dan seperuntungan dengan negaraku.
Lawan Negara harus musnah, pembela Negara harus di bina. Begitulah pedomanku. Dengan pedoman ini, aku akan memimpin Negara kea rah kemakmuran, aman dan sejahtera.
Pedomanku itu pulalah yang telah kupakai dalam menetapkan pendirianku terhadap Eteocles dan Polyneiceis, kedua putra Oidipus yang telah saling berperang dan gugur bersama itu.
Berdasarkan pedoman itu, maka Eteocles yang telah gugur dalam mempertahankan kota dari serangan lawan akan mendapatkan penguburan dengan upacara kebesaran. Sebaliknya terhadap Polyneicies yang telah menyerang Negara dan hendak merebut tahta akan dikenakan hukuman, jenazahnya tidak boleh dimakamkan dan tidak boleh di beri upacara, biarkan saja terkapar di tempat terbuka supaya dicabik-cabik oleh gagak dan serigala.
Inilah pendirianku! Seorang pembangkang tak boleh diperlakukan sama seperti terhadap seorang pahlawan. Adalah pendirianku bahwa orang yang setia pada Negara harus dihargai selagi ia hidup, maupun sesudah ia mati.

PADUAN SUARA
Kami mengerti maksudmu. Sabdamu menjadi undang-undang, dan kamu mengatur hidup mati rakyatmu.

CREON
Apa menurut pendapat kalian tentang peraturan baru dariku?

PADUAN SUARA
Seandainya kami masih muda, kecaman kami tentunya ada…

CREON
Tak bisa dirubah lagi. Peraturan sudah ditetapkan, perintah sudah diturunkan. mayat sudah dijaga

PADUAN SUARA
Bila dilanggar, apakah hukumannya?

CREON
mati adalah hukumannya. Tegas dan sederhana

PADUAN SUARA
Wah, apsti nanti ditaati. Siapa orangnya yang berani mati!?

CREON
Jangan kamu salah kira. Sifat manusia gampang lupa. Untuk uang, mereka rela menempuh bahaya

MASUK KAPITAN

KAPITAN
Tuanku, aku datang menghadapmu. Aku tak bisa pura-pura capek dan tergesa-gesa. Aku banyak berganti pikiran di jalan. Sekali aku pikir “Kenapa buru-buru? Kamu pasti akan dihukum begitu sampai” Lalu dipotong pikiran lain lagi “Kenapa lamban? Kamu akan dihukum lebih berat bila Creon tahu hal ini dari orang lain”
karena dirintangi kebimbangan, aku berjalan lebih lambat lagi. maka perjalanan pendek menjadi perjalanan panjang.
namun, betapapun aku sampai. Dan sekarang aku akan melaporkan apa saja yang mesti aku laporkan. Biarpun seandainya Anda sudah dengar, akan tetap aku laporkan.
Wah, jadi aku sudah bulat tekad untuk menghadapi akibat-akibat jelek. Kita toh tak bisa mencegah takdir, bukan?

CREON
lantas, apa saja yang menyebabkan kamu jadi putar otak macam ini?

KAPITAN
Lebih dulu aku mau menjelaskan kedudukanku. Bukan aku yang melakukan dan tidak melihat yang melakukan – Jadi, tuanku, sudah terang aku tidak bersalah

CREON
Demi dewa, sampaikan dulu laporanmu! Sesudahnya enyahlah!

KAPITAN
Baik, baik. intinya begini. Seseorang telah menimbun mayat Polyneicies dengan tanah dan melakukan upacara pemakaman untuknya.

CREON
Siapa begitu edan dan bodoh? Siapa dia?

KAPITAN
Tidak tahu. Tak ada bekas sekop di tanah. Tanahnya keras dan kering, namun tak ada tanda jejak di pelaku. Begini, ketika orang yang pertama menjaga melaporkan mengenai kejadian itu, kami kaget setengah mati.

Mayat itu bukan telah dikuburkan, tapi cukup rapat ditumbun tanah sehingga terhindar dari kutukan yang harus diderita di udara terbuka. Juga tidak kelihatan ada jejak anjing yang mungkin mengais-ngais dan menimbunnya dengan tanah.
kami mulai bingung dan saling menyelahkan. hampir saja kami baku hantam karenanya. Setiap orang melihat orang lain bersalah dan membuktikan bahwa dirinya sendiri bebas dari kesalahan.

Untuk membuktikan bahwa ia benar-benar tidak bersalah, ada yang sanggup untuk berjalan di atas bara yang menyala atau menerobos lidah api. Sedang yang lainnya mengangkat sumpah demi dewa-dewa.

Nah, ketika penyidikan kami ternyata sia-sia, ada seorang yang maju dan berkata dengan kepala dingin. Isinya tidak enak tapi tak kami lihat ada salahnya. menurutnya, kami tak boleh merahasiakan peristiwa itu, tapi harus melaporkannya. Siapa yang melapor? Itu diundi. Akulah yang kena. yah, memang tak enak menjadi pembawa berita duka.

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Aku kira inilah tindakan dewa. Kepada mayat itu dewa telah mengulurkan tangannya

CREON
Tutup mulut! Sebelum aku hajar wajahmu. kamu memang sudah tua, tapi tak perlu menjadi dungu! – Betapa kamu bisa berpikir bahwa dewa telah mengulurkan tangannya? Kamu pikir, dewa merasa berkenan karena ia telah datang menyerbu untuk membakar kuil dan arcanya, serta menentang undang-undangnya? Apa pernah dewa-dewa berbaik hati pada penjahat? tidak! Tokoh-tokoh penentang di dalam Negara, yang tidak suka ketertiban dan selalu merongrong kewibawaanku, merekalah yang mendalangi semua ini. Mereka telah menyuap para pengawal. tak ada hadil kebudayaan manusia yang lebih jelek dari uang. uang menghancurkan Negara dan membuat orang jadi miskin. Uang membuat orang bersikap picisan. Orang-orang yang melakukan komplotan ini lantaran uang, mereka harus mendapatkan ganjarannya.

Aku bersumpah demi dewata yang menjadi hakimku, nbahwa apabila kamu dan kawan-kawanmu tidak mengungkapkan nama orang yang menimbun mayat itu, maka satu neraka tak akan cukup untuk kalian. tiap dari kalian akan digantung dan dicambuk sampai mengaku. ini akan mengajarkan kalian agar lebih hati-hati menerima bujukan uang.

KAPITAN
Aku disuruh pergi ataukah aku boleh bicara?

CREON
Aku kira sudah jelas, aku berkata bahwa aku sakit mendengar omonganmu!

KAPITAN
Sakit dimana? Di hati atau di telinga?

CREON
Apa bedanya?

KAPITAN
Sasaranku hanya telinga, tapi yang bersalah merasakannya di hati

CREON
kamu lancang sekali!

KAPITAN
Mungkin Anda benar, tapi aku bukan orang yang bersalah

CREON
Siapa tahu? Dan aku kira uang suaplah penyebabnya

KAPITAN
Salah! Kecurigaan ini tidak pada tempatnya

CREON
Kecurigaan kamu bilang? Lihatlah, segera akan terbukti bahwa kejahatan akan mendapatkan hukumannya

KAPITAN
Selamat! Mudah-mudahan penjahatnya lekas ketemu. Sungguh ngeri datang ke tempat ini. Sudah untung kulitku masih selamat



STASIMON I

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Banyak hal menakjubkan di dunia

PADUAN SUARA
Dan yang paling menakjubkan adalah manusia. Ketika ombak mengamuk di samudera, ia berlayar mengarunginya.

Di musim hujan, musim kemarau, musim salju ia menggarap bumi. Menangkap burung di udara, menjala ikan di samudera dan di rimba di padang belantara, binatang liar dijinakannya

Melawan cuaca buruk, angina dan mentari, ia bikin gubug, rumah dan istana. Ia cipta bahasa untuk bicara, ilmu alam untuk bekerja dan ilmu memerintah untuk hidup bersama

Untuk berbagai penyakit, ia temukan obatnya. Ya, hampir semua penyakit kecuali ajal namanya. tetapi bakat manusia juga mengandung bencana bila salah dijaga, bila salah tempatnya, bila salah waktunya. Undang-undang adalah unsur penjagaan, undang-undang menjaga kehidupan, undang-undang mencegah kekacauan

Maka, sejak dulu kala, rakyat dan penguasa harus memandang undang-undang, harus membela dan menjaganya. Demi menjaga keutuhan dan keadilan. Rakyat atau raja harus ditentang bila membangkang undang-undang

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Lihatlah! Astaga! Si kapitan kembali tiba! Dan lihat siapa yang dibawanya!? Antigone! O, dewa, dahulu bapaknya dan kini dia! kenapa kamu dungu!? Melanggar undang-undang negaramu!?



EPISODION II

KAPITAN
Inilah dia orangnya. inilah penjahatnya. ia yang telah tertangkap basah. Di mana Creon

PADUAN SUARA
Creon di sana! nah, itu dia!

CREON
Begitu aku tiba sudah nampak bencana. Apa maknanya?

KAPITAN
Yah, bila dipikir makian apa yang kudapat tadi, rasanya akan sungkan untuk cepat-cepat balik kemari. Tapi toh aku datang juga. AKu bawa gadis ini. AKu tangkap ia ketika sedang mengurus mayat yang terlarang. AKu yang tangkap dia, bukan orang lain. jadi sekarang aku serahkan untuk diadili. Sesudah itu bila dijinkan aku akan segera pergi

CREON
Beri aku laporan selengkapnya

KAPITAN
Gadis ini mengurus mayat Polyneicies. Begitulah

CREON
Bila kamu bohong, parah akibatnya

KAPITAN
Aku menyaksikan ia mengurus mayat yang menurut perintah Anda tak boleh dijamah. masih kurang jelaskah

CREON
Aku ingin mendengar bagaimana kamu menangkapnya

KAPITAN
Begini! Begitu aku kembali dengan makian Anda masih terngiang di telinga, segera kami bersihkan mayat itu dari debu dan kekembangan. lalu kami biarkan saja barang busuk itu terbuka. Kemudian kami duduk di tanah yang lebih tinggi, menghindar dari bau busuk mayat itu.

Dan setiap orang memaki dan berteriak mendesak pada orang orang yang mendapat giliuran jaga agar mengorek tanah yang menimbunnya. Ia menjaga hingga tengah hari waktu matahari tepat di puncak bukit. Tiba-tiba datang hujan debu, angina puyuh dan dedaunan berjatuhan.

Kami pun merapatkan mata agar terhindar dari alam yang murka. Akhirnya ketika semua telah mereda, kami lihat gadis ini – menangis – seperti induk burung yang menangisi sarangnya yang kosong – ia melongo melihat mayat saudaranya terbongkar dari timbunan. Lalu ia mulai mengeluarkan kutuk dan serapah. kemudian ia timbuni lagi mayat itu dengan debu, bahkan ia perciki juga dengan air suci yang ia bawa dalam sebuah guci.

Ketika kami lihat itu semua, tentu saja segera kami tangkap dia. Nampaknya ia tenang-tenang saja. kami tuduhkan kesalahannya dan ia pun mengaku. Juga diakuinya bahwa ia pulalah yang melakukan pelanggaran terdahulu.

Jadi aku sekarang setengah senang setengah susah. Senang karena sudah terbukti tak bersalah, susah karena orang lain dapat susah – yah, yang jelas kini aku selamat!

CREON
Kamu! yang matamu tunduk ke bumi. Apakah kamu mengaku salah di depan kami?

ANTIGONE
Tak akan kuingkari. Semua aku yang lakukan!

CREON
Kapitan, kamu boleh pergi. Di dalam hati bagus kamu bersyukur diri. Antigone, katakana cepat. Kamu sudah tahu semua perintah dan laranganku?

ANTIGONE
Tentu saja. Semua jelas makna dan bunyinya

CREON
Jadi kamu lakukan semua itu sendiri?

ANTIGONE
Nanti dulu. Ini undang-undang siapa? Manusia atau dewata? Bukankah upacara pemakaman adalah upacara agama dan dengan begitu masuk wilayah undang-undang dewata? Aku tidak menganggap bahwa undang-undang raja lebih tinggi dari undang-undang dewata.
Betapapun juga, Anda adalah manusia. Dan manusia itu fana. Peraturan surga tidaklah fana, melainkan baka. Aku harus hadapi di hari mati nanti. Tanpa dijatuhi hukuman mati aku toh akan mati juga. jadi apa bedanya mati lebih pagi?
Bahagialah bagi orang yang hidupnya tak takut mati. hidup yang kosong menyerah tanpa daya, lebih berat kuderita. Aku tak bisa diam saja melihat mayat saudaraku tak diberi upacara sebagaimana layaknya. (Kepada Pemimpin Paduan Suara) Mungkin aku, kamu sebut dungu, tapi bagiku, kamu lemah dan tak punya pendirian

PADUAN SUARA
Wah, bagai karang ia. Seperti bapaknya! teguh tak gampang tergoda!

CREON
Aku kenal sungguh watak yang kukuh. Sekali kubentur akan rapuh. Biarpun baja, ada juga kelemahannya. Kuda yang galak bisa jinak dengan rumput sekotak. itulah yang dia butuhkan; kendali! gadis ini mengerti ia bersalah, namun merasa bangga dan megah. bila hal ini aku diamkans aja, maka sebut ia lelaki dan aku wanita.
Aku tak peduli kalau ia kemenakanku. Aku tak peduli kalau ia paling dekat di hatiku. ia dan Ismene tak akan bebas dari hukuman. Ya, aku tahu Ismene juga ikut terlibat dalam hal ini. Tangkap dia! AKu lihat ia diberanda istana bicara seorang diri, seperti setengah gila. Ya, itulah siksaan batin, akibat menyembunyikan dosa

ANTIGONE
Apakah kematianku belum cukup? Apalagi yang masih ingin Anda inginkan?

CREON
Memang itu sudah cukup bagiku

ANTIGONE
Apalagi yang Anda tunggu. Pendirian kita saling bertentangan. tak ada harapan untuk diakurkan. Bagiku tak ada alas an untuk mati yang lebih bagus dari ini. Mati membela upacara agama untuk seorang saudara! Orang-orang ini juga berada di pihak saya. tetapi mereka takut untuk bicara.

CREON
Keliru! Tak ada orang yang setuju denganmu!

ANTIGONE
Mereka setuju denganku. Mereka terpaksa takut kepadamu

CREON
Mereka patuh. Hanya kamu yang kukuh! kamu dungu dan tak punya malu!

ANTIGONE
malu? kenapa malu? Malu karena membela jenazah saudaraku?

CREON
Eteocles juga saudaramu!

ANTIGONE
Tentu saja

CREON
Jadi, kenapa kamu tidak setia padanya?

ANTIGONE
Bila ia masih ada, maksudku pun akan didukungnya

CREON
Ia akan setuju pada sikapmu atas Polyneicies?

ANTIGONE
Ia saudaranya, bukan budaknya!

CREON
Ia menyerbu kotanya sendiri! tapi eteocles mempertahankannya

ANTIGONE
Itu tidak mempengaruhi upacara pemakaman menurut agama

CREON
Kawan dan lawan toh tidak sama!

ANTIGONE
Setelah mati, menurut adapt upcara tidak ada bedanya

CREON
Musuh kita taoh tak bisa menjadi kawan setelah mati

ANTIGONE
kalau aku dihadapkan pada pengelompokkan, maka akan kupilih persatuan dan keakuran. bukan perpecahan dan kebencian

CREON
Baiklah. Aku dikubur. Pendirianku tak akan luntur. Oleh wanita tak akan mungkin aku digusur

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Oh, lihatlah! Ismene!

PADUAN SUARA
Ismene. Ismene. Di situ kamu menangis tersedu. Kamu tangisi saudarimu. Wahai bencana, awan dukacita menutup kemolekannya

CREON
Nah, kini kamu! Tenang-tenang menghanyutkan, diam-diam berbahaya. Sukar dibayangkan kalau selama ini aku piara dua ular di dalam rumahku, siap memagut tangan yang menyuapinya.
Sekarang bagaimana, kamu mau mengaku kalau kamu selama ini terlibat dalam pelanggaran perintahku?

ISMENE
Aku kerjakan apa yang ia kerjakan. Aku terlibat dan rela mendapat hukuman

ANTIGONE
Tidak benar! Kamu tidak mau membantuku dan aku menolak campur tanganmu

ISMENE
Kamu mendapat susah. AKu ingin menemanimu dalam penderitaan

ANTIGONE
Yang wafat tahu siapa yang berbuat. Kamu tidak berbuat, jadi tidak perlu terlibat

ISMENE
Sebagai seorang saudari, kenapa kamu sampai hati menolak aku untuk membelamu, mengikuti mati?

ANTIGONE
Jangan kamu asal ikut-ikutan. Jangan pula mengaku apa yang tidak kamu lakukan. Aku pergi mati. Satu kematian telah cukup memadai

ISMENE
Apa gunanya hidup sendiri, tanpa kamu

ANTIGONE
Masih ada tambatan kasihmu; Creon! Betapapun ia pamanmu

ISMENE
Kamu berusaha menyakiti hatiku. Kenapa?

ANTIGONE
Memang aku mengejek kamu, tapi sungguh mendalam perasaanku

ISMENE
Aku hanya ingin tahu, betapa aku ingin membantumu

ANTIGONE
Kalau begitu, selamatkan dirimu. Itu sudah cukup

ISMENE
Itu tidak kuharapkan. Kematianmu ingin pula aku rasakan

ANTIGONE
Ingat ucapan kita dulu. kamu pilih hidup, dan aku memilih mati

ISMENE
Waktu itu aku tidak mengungkapkan isi hatiku yang terdalam

ANTIGONE
Namun waktu itu suaramu penuh kesadaran

ISMENE
Betapapun, hukuman ini harus kita tanggung bersama

ANTIGONE
Jangan repot-repot. Kamu tidak akan mati. Tetapi aku sudah menyerahkan hidupku untuk kematian

CREON
Kedua gadis ini! yang satu sudah lama gila, yang satunya mau ikut-ikutan pula

ISMENE
Betapapun warasnya orang di dalam penderitaan, ada juga akibatnya di dalam pikiran

CREON
Itulah yang terlihat pada kamu! Kamu ikut-ikutan penjahat dan ikut mengaku pula kesalahannya

ISMENE
Tak bisa aku hidup tanpa dia

CREON
Lupakan dia! Mati justru akan membersihkannya

ISMENE
Jadi Anda akan menghukum mati tunangan putera Anda?

CREON
Ada banyak wanita lain di dunia

ISMENE
Tetapi mereka sudah sejiwa

CREON
Tak akan kuijinkan puteraku beristri wanita urakan!

ANTIGONE
Haemon yang malang. Begitulah rupanya sifat ayahmu

CREON
Ucapkanlah itu nanti di neraka

ISMENE
Anda benar-benar berniat memisahkan mereka berdua?

CREON
Bukan aku yang memisahkan, tapi maut yang melakukan

ISMENE
Tak ada jalan lain lagi? Sudahkah pasti ia mati?

CREON
Sudah jelas pasti. Cukup sampai di sini. Pengawal, singkirkan dia! Sangat penting menguasai kendali wanita. Bagi yang lain, itulah pelajaran. Betapapu beraninya seseorang di depan maut, ia pasti tergoncang


STASIMON II

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Bahagialah orang yang bebas dari kutukan

PADUAN SUARA
Bahagialah orang yang bebas dari kutukan. Bila nasib sudah dibilang, apa yang bisa diselamatkan!?

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Kekuatan apa yang bisa menahan kutukanmu, ya dewa? Melawan alam pasti ada imbalannya, ibarat timbangan begitu laiknya. Di tekan di kiri, kanan terasa akibatnya. Maha kuasa tak pernah tidur, selalu jaga, tak pernah tua, lebih luas dari angkasa, lebih tua dan lebih muda dari masa

PADUAN SUARA
Hukum alam lebih kuat dari segalanya, melawan alam pasti ada imbalannya. Berat timbangan begitu laiknya. Ditekan di kiri, di kanan terasa akibatnya

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Jangan menipu diri dengan harapan palsu, harapan palsu melemahkan pikiranmu

PADUAN SUARA
Sekali kamu kena kutukan dewa, akal sehatmu gampang tergoda. Kamu merasa jaya di dekat bencana, kamu jadi budak perasaanmu

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Haemon! Itulah dia Haemon!

PADUAN SUARA
Lihatlah Creon, puteramu. Haemon! Gelisah bagai lebah, membara meski tak menyala



EPISODION III


CREON
hal menduga yang tepat saat ini ialah bertanya,Haemon,putra ku,kamu telah mendengar perintahku,apakah kamu kemari untuk mengecam aku,membela tunanganmu,ataukah kamu akan setia kepada bapak dalam hal apa saja


HAEMON
aku putramu,jadi selama anda adil dan bijak sana,aku akan patuh dan setia,Tak mungkin aku menganggap perkawinan pribadi lebih pentiing dari urusan Negara.

CREON
Bagus bagus,hati kamu punya isi yang bagus,Bagimu tak ada hal lain yang lebih utama dari pada setia kepada bapak.Apa lagi yang mau di harapkan oleh orang tua?Ayah dan anak bekerja sama,berjuang melawan musuh keluarga,berlomba membela teman masing-masing.yah dan bapak yang tak bisa mendidik putranya,akan menderita selamanya,seluruh musuh akan menertawakanya –janganlah kamu terpengaruh wanita anakku!
Berahi itu tidak menentu.wanita yang judes akan terasa hambar di ranjang.jadi,biarkan saja ia pergi dan mendapatkan jodohnya di neraka-sekarang setelah ia membangkang,sementara rakyat yang lain patuh dan rapi,maka seluruh mata rakyat tertuju kepadaku. Bagaimanakah sikap creon?apakah creon akan teguh pada peraturannya?Ya,Creon sanggup bersikap tegas,dan sudah pasti berani menghukumnya mati,Aku takkan terpengaruh oleh kenyataan adanya.ikatan keluarga antara kita.bila kubiarkan kerabatku sendiri merusak aturan,maka ini akan merupakan alas an bagi yang lain untuk ikut ikut melanggar aturan.orang yang bisa setia kepada keluarga seharusnya bisa juga setia kepada Negara.tetapi apabila seseorang sudah mulai merasa dirinya tinggi terhadap peraturn tidak lagi peduli,kepada pengusa malah menasihati,wah,terhadap orang seperti ini aku tidak bisa berdiam diri.sekali seseorang sudah di serahi kekuasaan,di percaya memegang kekuasaan,ia harus di patuhi,-di dalam hal yang besar maupun kecil.di dalam seganap kebijaksanaan,yangadil maupun tak adil,harus di patuhi.Hendaknya kamu kenangkan:orang yang patuh dan teratur adalah orang yang bisa mengatur dan di atur.Orang semacam inilah yang bisa mengatsi keadaan gawat dan darurat.sebaliknya,tak ada yang lebih berbahaya dari pada anarki,Anarki berarti tentara tanpa aturan,kekacauan yang bakal menjurus kearah kerusuhan,Lantas sesudah itu apa?perampokan,pemerasan,orang-orang kehilangan kampung dan halaman.
Tentara yang punya aturan,sukar bisa kebobolan,kepatuhan kepada peraturanlah yang membawa mereka kepada kejayaan.Orng-orang seperti kita tak mungkin tunduk kepada wanita,bila aku terpaksa kehilangan tahta,bioarkah pri yang merebutnya.tak akan aku biarkan orang berkata bahwa kebijaksanaanku telah patah oleh wanita.
PEMIMPIN PADUAN SUARA
Pada umumnya…..pendapat anda memang ada benarnya.

PADUAN SUARA
ya.ya,untuk orang seperti kita
yang bodoh dan tua,-yah pada umumnya
HAEMON
Ayahku apakah anda setuju,bahwa di antara semua anugrah dewata.
akal sehat adalah yang paling sempurna,
sudah pasti akulah yang paling mendukung keterangan anda tadi.
Tetapi……..mungkin ada banyak pengertian tentang keadilan yang bertentangan dengan kebijaksanaan yang telah anda ucapkan atau aku punya kelebihan satu keuntungan terhadap anda aku lebih tau dari anda tentang pendapat orang terhadap kebijaksanaan raja,terutama yang berisi kecaman terhadapnya.
Anda begitu di junjung sebagai raja sehingga orang takut mengeluarkan pendapatnya di depan anda.
Tetapi,aku bisa mendengar suara lubuk hati mereka yang di ucapkan secara rahasia.
terhadap Antigon,rakyat merasa tak tega,menurut mereka tak pada tempatnya gadis itu di hukum untuk suatu tindakan yang mulia.bahkan menurut mereka,ia wajib di beri penghormatan,kerna tak mau membiarkjan jenasah saudaranya tergeletak di padang belantara menjadi mangsa gagak dan srigala.Begitulah diam-diam pendapat mereka,dan semakin luas tersebarnya.
Tentu saja aku menginginkan pemeintahan anda jaya,Bagiku tak ada hal lain lagi yang lebih utama rasa saling menghargai ini harus dua arah sifatnya:dari putr dan juga dri bapak-masing-masing pihak gembira melihat yang lain jaya.jadi,ayahku janganlah paduka berpikir satu jurusan saja!janganlah mengira bahwa kebenaran hanyalah milik anda bukankah seseorang yang hanya mengukuhi pendapat sendiri saja akhirnya akan kehilangan muka dan di singkirkan?
Betapun parah rasanya,namun sangat mulia apabila orang mau belajar dan luwes dalam pendirian.
Di dalam musim banjir,apabila ada pohon yang melawan betapa besarnya pun ia,akan juga tumbang,tercerabut akarnya.
Tetapi pohon yang meliuk,akan mampu bertahan jaya.di dalam badai di samudra,kapalpun tak bisa bersitegang memasang semua layarnya.
jadi,Ayahku kenapa anda tidak kendor dan mau meninjau kembali pikiran anda?
Mungkinkah aku dianggap terlalu muda untuk mengeluarkan pendapatku?>betapapun toh aku mau mengatakan ini,tak ada orang yang sempurna,yang bisa benar di dalm segala perkara,tetapi yang cukup bijakasnaadalah orang yang mau mencatat dan mengingat pendapat orang pandai yang lainya.
PEMIMPIN PADUAN SUARA
Wah, wah

PADUAN SUARA
ya ya,suka belajar itu berguna
paduka belajar dari sang putra
sang putra belajar dari sang bapak.
ucapan keduanya
sama-sama bijaksana
CREON
Apa?Apakah akan ku biarkan diriku di nasehati oleh anak ingusan?
lelaki yang poenuh asam garam seperti aku?

HAEMON
Usulku toh tidak bertentangan dengan undang-undang,barangkali aku memang ingusan,tapi nilailah aku menurut isi pendapatku.

CREON
isi pendapat mu itu bisa menumbuhkan pikiran kearah pembangkangan

HAEMON
Aku toh tidak menganjurkan pemberontakan

CREON
Kamu sudah penyakit Antigon.

HAEMON
Rakyat tidak menyebut ini penyakit.

CREON
Apakah setiap saat aku harus meminta nasihat rakyat?

HAEMON
Sekarang anda berdebat seperti anak remaja!

CREON
Bukankah aku pengusa thebes?

HAEMON
Negara tidak berarti seorang raja.

CREON
Tetapi negara di wakili oleh rajanya.

HAEMON
Kalau begitu Negara ini tidak punya rakyat.

CREON
Nada perasaan kalimatmu cenderung pada Antigon.

HAEMON
Untuk kepentingan andalah aku punya perasaan.

CREON
Elok!kamu buktikan itu dengan cara menentangku!

HAEMON
sebab paduka bersalah menurut pendapatku.

CREON
jadi,apa harus aku biarkan wibawaku dirongrong orang?

HAEMON
tapi anda merongrong wibawa dewata!

CREON
Bejat, kamu pengikut wanita!

HAEMON
Aku pengikut pikiran yang benar.

CREON
selama ini kamu membela dia melulu.

HAEMON
Aku tidak hanya membela dia,tapi dewata dan juga anda!

CREON
jangan kamu coba lunakan,wahai si bocah banci!

HAEMON
Ayah suka bicara tapi tak suka mendengar

CREON
wanita itu akan mati dan tak sempat jadi istrimu.

HAEMON
kalau begitu ia tak kan mati seorang diri.

CREON
Oho!sekarang kamu mengancam,sungguh berani kamu terhadap ayahmu!

HAEMON
Aku sedang berusaha meyakinkan bahwa ayah sudah macet pribadinya.

CREON
Kamu akan kualat karena brusaha mengajar orang tua

HAEMON.
Kalau tidak ingat bahwa aku menghadapi orang tua,maka akan
kusebut bahwa anda berdebat seperti mengigau

CREON
Apa katamu? Sudah cukup aku kau maki. Aku tak tahan lagi. kamu pun akan kena hukuman. kamu akan ditahan, dan akan kamu lihat ia mati di hadapan matamu

HAEMON
Itu tak akan terjadi. kepuasan semacam itu tak akan Anda dapatkan. Aku tak akan hidup ketika ia mati. Anda harus punya teman yang mampu menahan pikiran gila Anda. Selamat tinggal. Kita tidak akan bertemu lagi

PADUAN SUARA
Ia berlari. marah dan tergesa. Terdorong darah muda. Mungkin dirinya bisa celaka

CREON
Biarkan saja ia. Menurut pendapatnya dirinya itu siapa? Dewata menjelma? Biar abagaimana ia tak akan bisa menebus nyawa Antigone dan adiknya

PADUAN SUARA
Apakah adiknya ahrus binasa pula?

CREON
Ah! Baik. Adiknya tak kan binasa, karena tidak terlibat dalam perkara

PADUAN SUARA
Bagaimana caranya dia akan menemu ajal?

CREON
Ia akan dibawa ke padang belantara dan dikubur hidup-hidup dalam goa. ia akan diberi makan secukupnya agar kita bebas dari kutukan. Rakyat banyak tak layak memikul beban.
Di dalam kubur itu nanti ia boleh berdoa sepuasnya pada dewa yang sanagt ia puja, yakni dewa penyabut nyawa. Mungkin sang dewa akan menyelematkannya. Betapapun semua ini adalah pelajaran, bahwa ilmu selamat lebih berguna dari ilmu mengurus mayat



KOMMOS


PADUAN SUARA
Kekuatan apa gerangan yang mengisi pipi gadis itu? Yang lembut dan merah jambu, yang mampu menyelam lautan yang memberi bumi seribu mimpi.
Lelaki dirundung asmara, lupa akan dirinya, lupa tugas dan lupa agama, lupa bapak dan lupa keluarga.

Kerlingan mata yang jeli memutus ikatan keluarga. Hancurlah sudah undang-undang dan putera telah menentang bapak.
Dan kini, bencana tidak tertahan lagi. Air mataku meleleh ke pipi. Antigone, ranjangmu ngeri, ranjang batu di kubur sepi

ANTIGONE
Lihatlah aku, dengan denyut hidup. Masih kuat di dalam jantungku. Aku melangkah menuju akhir perjalananku sambil kulihat untuk akhir kalinya, cahaya sang surya. Belum kawin dan masih dara, belum pernah kudengar mantra perkawinan dinyanyikan. kini dewa maut naik bahtera menjemputku bagai mempelai laki-laki, ia bombing tanganku ke seberang sana

PADUAN SUARA
Kamu punya hiburan utama, kamu mati menurut pilihanmu. Dengan segenap kesegaran, tanpa disentuh penyakit, tanpa ternoda senjata.

ANTIGONE
Bila mati, aku akan menjadi batu di dalam kuburku. Patung yang termenung di goa batu karang ditumbuhi lumut, dilingkar semak dan belukar

PADUAN SUARA
Jangan bermimpi menjelang mati. Jangan harapkan jadi dongengan. Jangan coba jadi pahlawan

ANTIGONE
Begitulah kamu menghina tanpa menunggu ajalku tiba. Apa tak ada kelapangan hati bagi orang yang akan mati? Wahai Thebes, kotaku! Wahai teman-temanku! jadi saksi hari ini, aku akan mati tanpa dihormati. Tak ada orang memberi pembelaan, meski ada korban ketidak adilan. Kuburanku goa batu, tidak hidup tidak mati menjerat hidupku

PADUAN SUARA
Kamu benar menurut alam, kamu salah menurut raja. Betapapun nyatanya kamu celaka. barangkali, kami kira, kamu menanggung karma dari orang tua

ANTIGONE
Jangan lagi bicara soal karma. Wahai, betapapun inilah kenyataannya. kini, karma keluarga terbentang semua. Dinasti kami dahulu jaya, berjasa dan juga perkasa. Sampai tiba-tiba semua itu musnah dikutuk dewata.
Ibuku kawin dengan anaknya sehingga lahir diriku dalam dosa. lalu Polyneicies saudaraku, mati bernoda, jenazah dihina menyeret aku ke dalam bencana

PADUAN SUARA
Memang utama mengurus mayat saudara, tetapi peraturan raja harus diturut pula. kamu turuti maumu sendiri, letak salahmu ada di sini

ANTIGONE
Jelas kini tak ada temanku, tak ada orang meratapi, tak ada keluarga mengurus. Selamat tinggal, wahai mentari.

CREON
Bila tak kuhentikan ocehan ini, tak akan ada habis-habisnya. Jangan kita membuang waktu, ia harus segera disingkirkan! Singkirkan dia! Seperti yang telah kuperintahkan. masukkan dia ke dalam goa bawah tanah, lalu tutuplah ia hidup-hidup di situ. Selanjutnya terserah pada kesaktiankum bisa hidup atau harus mati. tanganku tetap tak ternoda, semata-mata aku hanay mengucilkannya dari dunia.

ANTIGONE
Begitulah goa itu yang setengah mirip kubur, setengah mirip kamar pengantin. Akan menjadi pembungkus jasadku. Itulah pintu gerbangku untuk masuk ke dunia seberang sana, di mana akan bisa kujumpa ayah, bunda dan seluruh keluarga. Kerna aku buntut bencana, maka ceritaku berlipat ganda.

Hidup belum puas aku jalani, setidak-tidaknya di akherat sana, aku akan disambut gembira oleh orangtua dan saudaraku. Ketika mereka wafat, akulah yang mensucikan jasad mereka. tapi kini kerna aku sucikan jasad Polyneiceis, beginilah jadinya. Lantaran menurut Creon aku membangkang, maka hilanglah kesempatanku untuk beranak dan bersuami. Diseret ke goa menuju kematian. kini satu saja hasratku; aku ingin bertanya apakah yang telah aku lakukan hingga bisa disebut dosa?

Tapi apa gunanya bertanya pada dewa? Apapula gunanya menginsyafkan sesame manusia! rupanya, upah kebajikan adalah kejahatan. Apabila memang begitu pendapat dewa tentang kesulitanku, maka aku memohon mati. Aku memang bersalah….tetapi bila ternyata menurut dewa, Creon yang salah, aku mohon semoga ia menderita bencana yang sama berat dengan deritaku

PADUAN SUARA
Ia masih yakin dan bergelora, ia percaya pada kebenarannya

CREON
Kenapa kalian diam saja. Seret dia dari sini!

ANTIGONE
Tanda mati sudah berbunyi

PADUAN SUARA
Jangan berharap. tabahkan hati, hukumanmu sudah pasti!

ANTIGONE
Kamu semua menjadi saksi. kamu tidak buta dan tuli. Bila kamu tidak berdaya, akuilah dan kenangkan saja

PADUAN SUARA
Gadis yang malang. Sudah begitu nasibmu. Sia-sia kau tentang, sejak dulu sudah begitu. Bukan hanya kamu seorang korban nasib sudah beribu. Tidak bisa ditahan karang, bila nasib sudah menyerbu


EPISODION IV

MASUK TEIRISIAS

TEIRISIAS
Para wakil rakyat Thebes, aku datang…Aku yang punya empat mata dan buta separuhnya!

CREON
Teirisias yang tua, kamu datang ada apa?

TEIRISIAS
Kamu dengar dan aku akan bicara. Aku tak pernah berdusta

CREON
Aku tak pernah menuduhmu begitu. Malah sebaliknya aku percaya padamu

TEIRISIAS
Bagus. Dengan begitu kamu bisa selamatkan negaramu

CREON
Benar. memang nasehat-nasheatmu selalu berguna

TEIRISIAS
Sekarang dengar. Kamu berada diambang bencana

CREON
Kenapa? Tiba-tiba bulu kudukku berdiri semua

TEIRISIAS
kamu pikir selama ini kamu tidak eprnah salah!? Tapi tidak bagiku. Aku pergi ke tempatku bertapa di bawah langit terbuka, sehingga gampang aku membaca suara burung-burung di udara.

Waktu itu aku kedatangan segerombolan burung yang tak cocok dengan musim. Galak, liar, kebingungan, bagaikan api, mereka berjeritan. Aku dengar mereka saling bertengkar dan bercakar. Aku pun menjadi takut dan gemetar.

Segera aku sajikan korban di alatar. tetapi tak menyala waktu kubakar, yang keluar hanya asap lembah . Empedu binatang korban meledak di api dan tak ada lemak di tulang kaki. Pembantuku melaporkan semua ini dan inilah tafsiranku. Thebes terkena bencana dan bencana itu dari kamu datangnya.

Nah, sebab altar-alatar kita sudah ternoda oleh jasad Polyneicies yang dicabik oleh gagak dan anjing. Itulah sebabnya dewa tak mau sajian kita. Wahai, raja. Aku mohon kamu pertimbangkan lagi keputusanmu. Semua orang bisa berbuat salah. Itu biasa. Tapi orang bijaksana mau mengakui kesalahannya dan mencoba memperbaikinya. Berkeras kepala sama saja dengan tanpa kepala. Polyniecies sudah mati. tak perlu di hukum lagi. Kamu lebih mulia bila mengalah pada jasad.

Kenapa orang mati masih dibunuh juga? Semua ini kukatakan dengan penuh kesayangan. tak ada hal lain kuharapkan, kecuali supaya kamu jaya dan mendapat keselamatan

CREON
Uang! Semua orang berkomplot melawanku lantaran uang! Bahkan para pertapa sudah mulai berkomplot hendak memerasku. Selama ini para penujum memperdagangkan diriku sebagai barang kodian. Bagus! Kumpulkanlah semua emas di jagat. Tak akan bisa dibeli keputusanku! Mayat itu dilarang dikuburkan! Apakah aku bisa percaya begitu saja, bahwa dewata bisa dinodai sembarang manusia? Bukankah Dewa itu tinggi dan tidak bernoda? Tetapi kamu mokal-mokal saja. Memutar balikkan semuanya. Dan barangkali hanya lantaran harta

TEIRISIAS
Astaga! Masihkah ada orang yang belum tahu….

CREON
pasti akan ada pepatah….

TEIRISIAS
…bahwa akal sehat adalah kelebihan manusia yang paling utama?

CREON
Dan pikiran bengkok adalah kekurangan yang utama

TEIRISIAS
Itulah kekurangan kamu yang utama

CREON
Tidak bisa!...Wah, ini kamu yang mulai. Toh aku tak mau menghina seorang….dukun!

TEIRISIAS
Kamu sudah menghina karena kamu menuduhku berdusta

CREON
Semua dukun empunya permainan

TEIRISIAS
Kalau begitu banyak raja terlibat pula

CREON
Apa kamu menyindir aku?

TEIRISIAS
Kamu tidak akan jadi raja tanpa aku

CREON
Dulu kamu baik. Sekarang kamu bengkok

TEIRISIAS
Jangan kamu paksa aku mengungkapkan tujuman

CREON
Katakan saja. Asal tanpa bayaran

TEIRISIAS
Sebentar lagi kamu ingin membayarku untuk tidak menujumkan

CREON
Jangan berkelok dan berliku-liku

TEIRISIAS
Hanya selang beberapa hari lagi, kamu akan membayar nyawa dengan nyawa, mayat dengan mayat. kamu telah mengubur nyawa yang mestinya hidup di dunia. Kamu juga telah menahan mayat di dunia sedang mestinya dengan khidmat harus diantar ke akherat. jadi ada dua hutangmu. Hutang nyawa akan kamu bayar dengan nyawa, hutang mayat akan kamu bayar dengan mayat.

Maka sebentar lagi rumah tanggamu akan berantakan. Ratap tangis akan keluar dari keturunanmu. Dan mereka harus membayar dua nyawa untukmu. Nah, marilah kita buktikan apakah tujumanmu ini diucapkan karena suapan. sangat parah taruhannya. tapi apakah kamu sendiri yang ajukan tantangan, Sekarang aku pergi. AKu sudah tua. tidak kuat menghadapi amanah orang muda

PADUAN SUARA
Itulah tujuman yang dahsyat. Menurut pengalaman, belum pernah ia meleset dalam tujuman

CREON
Aku tahu, aku tahu. Akupun tak akan berpura-pura tenang. Bila aku mengalah, akibatnya sukar ditanggungkan. Bila aku tidak berubah berarti aku menempuh kutukan

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Keputusan yang tepat kita butuhkan dengan cepat

CREON
Apa yang harus aku lakukan? Coba katakana.

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Bebaskan Antigone. kuburkan Polyneicies dengan upacara

CREON
Jadi mengalah!? Itulah pendapatmu!

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Dan harus segera pula. Sebab kutukan dewa sungguh cepat jalannya

CREON
Aku tak akan bisa melawanmu dewa. Meskipun berat rasanya, aku akan mengalah juga. lain kali tak akan kubuat peraturan yang menyalahi undang-undang. Ayo kamu, ikut aku. Kita bawa kapak dan tembilang. AKu ingin memimpin sendiri perbaikan yang akan kulakukan



PAEAN

DOA PADUAN SUARA KEPADA DEWA

PADUAN SUARA
Kami para wakil rakyat Thebes berlutut dan berdoa.
Kami sebut kamu, wahai arwah nenek moyang
kami sebut kamu, langit dan bumi
Kami sebut kamu, wahai Bachus, dewata

bachus dewata rupawan, dewata dengan banyak sebutan, Putera Zeus raja angkasa
dan Ibumu Semele dari bumi. Bahkan dari kota ini. Kepadamu kami memohon. Tolonglah kami, putera-puterimu. tolonglah kota ini yang dulu juga menjadi kampong dan halamanmu.

Wahai dewata tampan, Bachus yang suka mengembara ada banyak lembah yang tenteram, ada banyak gunung yang indah, ada banyak kota yang kaya tetapi negerimu di sini dan kini negerimu menderita.

Wahai, Bachus pendekar cinta, sementara kamu bercumbu dengan peri dan jantungmu terkena panah asmara kenangkanlah. Kami putera-puterimu berlutut dan berdoa dan kami berada dalam bencana



EPILOGOS


PEMBAWA WARTA
Wahai para wakil rakyat Thebes, betapa kamu akanb tahu bagaimana nasib rakaytmu? nasib baik, buruk hanya kebetulan semata-mata. Tengoklah nasib Creon sekarang….Selama ini aku kira ia orang yang jaya…Orang yang telah berjasa pada Negara, kepalan keluarga yang kaya, bapak yang disayang anak-anaknya. Kemudian diangkat menjadi raja….dan lalu…jatuhlah ia….

Tentu saja hartanya masih ada. ia masih kaya raya. tetapi uang tak bisa membeli kebahagiaan. Apa gunanya uang kalau kita tak punya kebahagiaan untuk menikmatinya?
Kini hartanya tak lebih dari asap layaknya. Kita tak bisa bilang bahwa Creon masih hidup. ia adalah mayat yang berjalan

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Coba langsung katakana, apa yang menimpa keluarga Creon?

PEMBAWA WARTA
Mereka binasa. Yang masih hidup akan segera pula binasa

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Bagaimana mereka binasa? Siapa saja yang binasa? Siapa? Bagaimana? Katakan segera!

PEMBAWA WARTA
Haemon mati. Ia mati bunuh diri!

PADUAN SUARA
Haemon. Haemon

PEMBAWA WARTA
Ia mati bunuh diri sebab tunangannya dibunuh ayahnya

PEMIMPIN PADUAN SUARA
O, Teresias, pertapa tua. Sungguh sakti perkataanmu

PEMBAWA WARTA
Itulah yang terjadi. Selebihnya aku tak punya kuasa

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Lihat! Euridice! Eudridice, istri Creon yang malang. ia muncul tiba-tiba dan lihatlah wajahnya!

EURIDICE
Selagi aku diambang pintu, aku dengar kata-katamu. lagi-lagi berita bencana untuk keluarga. AKu pingsan, tetapi dayang-dayang yang telah memberi pertolongan. Coba ceritakan pula sejelasnya. Aku cukup kuat menderita.

PEMBAWA WARTA
Nyonya yang mulia, semua akan kukisahkan kepadamu. Aku sendiri menyaksikan takkan aku menutupi atau melunakkan, karena lambat atau cepat toh akan sampai ke telingamu.
Aku pergi bersama Creon ke padang belantara, ke tempat jenazah Polyneicies dihinakan, koyak moyak digigit srigala. Kami cukupkan doa-doa untuk membujuk Dewa Maut dan Dewa Neraka. lalu kami bersihkan jenazah itu kami beri rempah-rempah dan air suci, lalu kami kumpulkan kayu dan ranting pohon zaitun. kemudia kami baker semua sisa mayat itu. lalu akhirnya sebagai penutup lengkap upacara, kami serahkan ia kepada Ibu Bumi….Sesudah itu kami pergi untuk menyelamatkan Antigone….
Sementara kami membongkar pintu goa batu yang telah disemen itu, ada orang yang mendengar suara tangis di dalam goa. Segera ia melapor kepada Creon – Creon melompat oleh firasat dan segera penggalian dipercepat –
Makin lama makin tangis itu makin keras dan terasa menyelubungi kami. Ngeri dan tak ketahuan tangis siapa. tetapi Creon, tiba-tiba kaku dan berkata “ Aku takut benar bahwa perkiraanku benar. Sebidang tanah ini akan menjadi saksi betapa pahitnya akhir perjalananku ini. Meski belum nyata, tapi aku merasa bahwa itulah suara tangis puteraku. Cepat bongkar semua batu. Lihat di dalam! Itulah tangisan haemon@! Atau tipuan Dewa menggoda jiwa!
Maka di ujung goa, kami lihat Antoigone menggantung diri dengan sehelai kain lena. Dan haemon memeluk tubuh kekasihnya sambil mengigau, bicara sendiri, tentang nasib percintaan mereka dan tentang sikap Creon pada tunangannya – Creon meliaht itu semua dan lalu lari menghampiri “Anakku, apa arti semua ini? Roh apa yang merasuki dirimu? Kenapa kamu memilih mati? Ayolah keluar. Ini ayah menjemputmu”
Anaknya tidak menjawab. matanya melotot memandang sang ayah dengan buas dan benci. Lalu segera ia cabut pedangnya, mengelak menghindari Creon, membalik gagang pedang dan menikamkan pedang itu ke dadanya sendiri hingga ke hulu – ia rubuh di belakang jasad kekasihnya. Mayat Antigone yang masih basah dipeluknya. Kemudia….ia terbatuk dan darah segar munrat dari mulutnya membasahi pipinya yang remaja. Lalu mati di atas tubuh pinangannya….Demikian maut telah menikahkan keduanya.
Memang sungguh benar kata sang pertapa; akal sehat adalah pusaka hidup orang utama. Sebab sudah nyata bencana tidak perlu. ia terjadi karena nafsu semata-mata.

PADUAN SUARA
Dan kini Euridice pergi tanpa kata-kata

PEMBAWA WARTA
Aku kira sudah selayaknya. Seorang wanita yang mulia di muka umum tak mau menunjukkan perasaannya. Ia akan menangis dan berduka di dalam istana

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Duka yang gaduh dan berlebihan memang tidak sepantasnya. Tapi ketegangannya yang tanpa suara, sungguh penuh rahasia

PEMBAWA WARTA
Pendapatmu memang adala alasannya. Marilah kita tengok ke dalam sana. aku pun mencium adanya bahaya

PEMIMPIN PADUAN SUARA
Nanti dulu! Creon datang. lihat, ia bawa mayat puteranya

PADUAN SUARA
Creon, creon. Bila benar kata berita. kamulah sumber bencana

CREON
Dosa! Kenapa aku bisa berdosa sebesar ini!? Dan semua kematian dalam keluargaku terjadi karena keras kepalaku….O, puteraku, puteraku, begitu remaja kamu berangkat mati….Dan ini terjadi karena bapakmu

PADUAN SUARA
Sungguh terlambat datang sesalmu

CREON
Aku tahu, dewa telah membalasku, mencengkramkan pikiranku, melemaskan tenagaku dan merampas sumber kebahagiaanku. Dan seluruh usaha dalam hidupku…punah…..sia-sia….

MASUK PEMBAWA BERITA

PEMBAWA WARTA II
Tuanku, tuanku, apa yang Anda lihat sebagai bencana belum semuanya – sekarang, lihatlah di dalam istana!

CREON
Bencana apalagi yang mesti aku saksikan?

PEMBAWA BERITA II
Istri Anda, ibu mayat ini wafat. Baru beberapa detik yang lali ia menikam dirinya sendiri

CREON
Astaga! Apakah maut tidak bisa kuhindarkan? Wahai, maut, kenapa kamu selalu memburuku? Apakah makna kedatanganmu kini? Sekali lagi kamu telah menghujamkan pukulanmu. Istriku mati?

PEMBAWA WARTA II
Dia menikam diri di depan altar dan wafat di situ. Sebelum wafat ia menyeru Megarius, puteranya yang pertama yang telah wafat. Lalu menyeru haemon putera kedua yang wafat baru saja. Kemudian mengucapkan kutukan-kutukan yang semuanya ditujukan pada Anda

CREON
Aku gemetar ketakutan. Kenapa maut tak merenggutku pula? Kenapa tak ada orang maju dan menikamku?

PEMBAWA WARTA II
Sebelum wafat, istrimu menekankan bahwa Anda bersalah terhadap kematian kedua puteramu

CREON
Semua salahku. Memang kesalahanku. Aku telah membunuhmu, anak anakku! Istriku! Aku telah membunuhmu. Dan kini aku pun ingin mati!

PADUAN SUARA
Bagi Anda, hanya sabar satu-satunya hiburan

CREON
Maut! Apakah kamu hanya merunduk dari belakang? Kini aku mengundangmu. Dari muka ambillah aku

PADUAN SUARA
Betapapun, Anda masih raja. ucapan itu tak bijaksana. Jenazah-jenazah harus disucikan, kalau tidak, kami akan kena kutukan

CREON
Tak akan aku mundur dari mati

PADUAN SUARA
Maka harapan percuma. nasib orang terserah Dewa

CREON
Aku runtuh. Aku membunuh keduanya. Aku bernoda. Beban yang berat menekan kepala

PADUAN SUARA
Siapa inginkan kebahagiaan?, yang utama adalah kebijaksanaan. Ini maknanya tidak menentang kehendak dewa. Siapa menentang alam, akan dihajar oleh alam. Kalau kamu deksura dirimu akan dibikin hina. kalau kamu sombong, kamu akan dibikin kosong.



TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 TEATER